Kemdikbud Beberkan Kenapa Nadiem Bentuk Guru Penggerak

--

Pada tahun 2024 akan ada 100 ribu Guru Penggerak di Indonesia. Sekarang ini sudah ada 50 ribu orang yang 9 ribu di antaranya sudah menjadi kepala sekolah.

Menurut Santi Ambarukmi, Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat 100 ribu Guru Penggerak sebetulnya masih kurang. Pasalnya, jumlah sekolah di Indonesia sudah mencapai sekitar 300 ribu. Dia mengatakan, saat ini masih terdapat antrean Guru Penggerak angkatan 10 dan 11.

"Tahun 2024 akan ada ini seperti yang disampaikan Mas Menteri, 100 ribu Guru Penggerak. Sebenarnya masih kurang 100 ribu itu karena sekolah itu kan dipimpin oleh kepala sekolah yang dari Guru Penggerak di mana jumlahya ini sudah sekitar 300 ribu, sehingga ini masih akan berproses lagi untuk yang selanjutnya," terang Santi dalam Serentak Bergerak Merayakan Merdeka Belajar secara daring di YouTube Kemendikbudristek (30/11/2023).

Alasan Nadiem Membuat Guru Penggerak
Pada kesempatan ini, Santi menjelaskan kenapa mulanya Mendikbudristek Nadiem membuat program Guru Penggerak.

"Sebetulnya kenapa awalnya Kementerian, Mas Menteri khususnya membuat Guru Penggerak karena memang di ekosistem pendidikan yang paling kecil yaitu ekosistem pendidikan di sekolah tersebut," ungkapnya.

"Nah, siapa yang paling berpeluang meningkatkan pendidikan di ekosistem sekolah ini? Yang peluangnya paling besar adalah kepala sekolah," lanjut Santi.

Dia menegaskan, apabila semua guru dilatih, jika kepala sekolah tidak dapat memfasilitasi hasil pelatihan-pelatihan tersebut, maka hasilnya tidak akan dapat dimanfaatkan. Santi menyebut, Nadiem membuat Guru Penggerak di mana kelak kepala sekolah akan fokus pada pembelajaran, bukan di segi administrasi.

"Karena itu maka Mas Menteri itu membuat program Guru Penggerak di mana itu nanti menjadi pemimpin pembelajaran. Jadi, kepala sekolah ini harus fokus di pembelajaran, bukan fokus di administrasi. Karena itu maka yang sekarang bibit-bibit pemimpin pembelajaran ini akan menjadi agen transformasi pendidikan di Indonesia," papar Santi.

Dia menyebut, program Guru Penggerak dibuat untuk bisa mempercepat transisi kepemimpinan sekolah yang nantinya betul-betul berpusat kepada peserta didik. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan