Khutbah Jumat: Cuplikan Peristiwa dalam Perjalanan Isra Miraj Rasulullah SAW

Baitul Maqdis.-Foto: net-

Oleh : Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - DUA peristiwa penting dalam Isra’ Miraj Baginda Nabi ﷺ, pertama perintah kewajiban shalat dan tentang perjalanan ke Baitul Maqdis yang hari ini masih terjajah oleh Zionis – ‘Isra’el’.  

Di bawah ini teks lengkap khutbah Jumat kali ini;

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Jamaah Shalat Jumat

Tidak lama lagi, Isra’ Miraj kembali kita peringati pada tahun ini. Di Tanah Air peringatan Isra’ Miraj jatuh setiap tanggal 27 Rajab. Seperti biasanya, umat Islam ikut ambil bagian dalam memperingati perjalanan bersejarah yang selalu mengundang hikmah dan pelajaran.

Banyak ulama yang mengupas peristiwa Isra’ Miraj dari berbagai sisi, salah satunya Syed Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, asal kota Makkah. Beliau menulis buku berjudul al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra’a wa Mi’raaj Khairil Bariyyah.

Baca Juga: Gambaran Pemimpin Baru Indonesia

Beberapa riwayat yang dicantumkan dalam buku ini memberi gambaran kepada kita tentang arti penting perjalanan Rasulullah ﷺ yang satu ini.

Pertama, Rasulullah ﷺ melewati suatu kaum yang menanam benih dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga. Setiap kali dipanen, kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya. Melihat keanehan ini beliau ﷺ bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”

Jibril menjawab, “Mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.”

Di Gaza Palestina ada ribuan syuhada yang gugur akibat agresi Zionis ‘Isra’el’. Insya Allah mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan kenikmatan seperti yang disaksikan oleh Rasulullah ﷺ ini.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Jamaah Shalat Jumat

Kedua, Rasulullah ﷺ mencium aroma wangi yang keluar dari kuburan. Beliau bertanya, “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?” “Ini adalah wanginya Masyithah, wanita yang menyisir anak Firaun dan anak-anaknya,” jawab Jibril AS.

Masyitah adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun.” Mendengar ini anak Firaun bertanya, “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?” Masyithoh menjawab, “Ya.”

Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada penguasa yang lalim itu, dia bertanya,  “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?” Masyitah menjawab, “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Mengetahui keteguhan iman Masyithah, Firaun mengutus seseorang untuk membujuknya supaya mau murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa.

Tapi keimanan masih terhujam kuat di hati Masyithah dan suaminya, justru dia berkata, “Jika kamu hendak membinasakan kami, silakan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat.”

Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid. Sekarang tinggal Masyithah dan anaknya yang masih kecil.

Anak itu berkata, “Lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar.” Kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Menyimak kisah ini, kita berdoa kepada Allah SWT agar kita diwafatkan dalam keadaan sebagai muslim. Ya muqallibal quluub tsabbit qalbanaa a’la diinik (Wahai Zat Yang Membolak-balik hati, tetapkan hati kami di atas agama-Mu)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Jamaah Shalat Jumat

Ketiga, di tengah perjalanan beliau bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur. Setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya.

Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban shalat. Kita berdoa kepada Allah SWT agar diri kita dan keturunan kita dijadikan sebagai ahli shalat.

Sesibuk apa pun, tetap bukan menjadi alasan untuk meninggalkan shalat. Shalat adalah tiang agama, rukun Islam kedua, dan ukuran baik buruknya amal-amal kita yang lain.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Jamaah Shalat Jumat

Keempat, beliau bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik, yang sudah masak. Sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk. Namun ternyata mereka memilih daging yang busuk.

Perihal hal ini, Jibril menjawab, “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai istri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina). Begitu pula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya, tapi dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya.”

Allah SWT telah mewanti-wanti kita untuk tidak mendekati zina. Mendekati saja dilarang, apalagi sampai melakukannya. Allah SWT berfirman :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. al-Isra’ : 32)

Kelima, ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan, “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku.”

Rasulullah tidak mempedulikannya. Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi.

Dalam hal sekecil apa pun, termasuk menunda buka puasa ketika telah tiba waktunya, itu termasuk menyerupai kaum Yahudi, apalagi dalam hal-hal yang lebih besar dampak buruknya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keenam, muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangan dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad, lihatlah kepadaku.” Tapi beliau tidak menggubrisnya. Jibril berkata, “Wahai Nabi, itu adalah dunia. Seandainya engkau menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih cinta dunia daripada akhirat.”

Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad mengingatkan kita tentang dunia dalam gubahan syairnya :

وَذِهْ دُنْيـَا دَنِيـَّة حَوَادِثُهَا كَثِـيْرَة، وَعِيْشَـتُهَا حَقِيْرَة وَمُدَّتُهَا قَصـِيْرَة، وَلاَ يَحْرِصْ عَلَيْهَا سِوَى أَعْمَى الْبَصِيْرَة، عَدِيْمُ الْعَقْلِ لَوْ كَانَ يَعْقِلْ كَانَ أَفْكـَر

“Dunia ini hina, banyak kejadian-kejadiannya, kehidupan dunia itu hina, serta masa untuk hidup itu singkat, tidak ada orang yang rakus akan dunia melainkan orang yang buta hatinya, yang tidak berakal, yang apabila ia benar-benar berakal ia akan berfikir.”

Inilah sedikit cuplikan peristiwa yang terjadi di sela perjalanan Isra’ Miraj. Seyogyanya kita bisa mengambil pelajaran dan memungut hikmah di dalamnya. (*)

Tag
Share