Purbaya Beberkan Daftar Bank Himbara yang Serapan Duit Titipannya Rendah

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. -Foto: dokumentasi Biro Pers Istana-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti serapan anggaran dari Bank Tabungan Negara (BTN) yang masih rendah. Purbaya mengaku Bank Himbara seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan Bank Syariah Indonesia (BSI) rata-rata penyerapan terhadap dana tersebut lumayan, kecuali BTN yang baru 19 persen.

Purbaya mengatakan, kondisi yang dialami BTN ini menggambarkan permintaan (demand) terhadap perumahan sebetulnya lemah.  "Mungkin itu perlu ekonomi jalan dulu, baru pelan-pelan dia tumbuh. Jadi, pada tahun 2026, saya pikir income di sekitar perumahan akan kembali sehat lagi," ujar Purbaya di Jakarta, Senin (3/11) dilansir dari JPNN.COM.

Kendati demikian, Purbaya menyakini pendapatan (income) masyarakat akan pulih setelah menyalurkan Rp 200 triliun dana pemerintah ke Bank Himbara. Karena itu, Purbaya mengaku ke depan permintaan rumah akan kembali sehat seiring pulihnya ekonomi. Termasuk income masyarakat yang semakin bagus.

"Jadi saya tidak bisa paksa orang untuk membeli rumah ketika income-nya tidak jelas. Tapi dengan gerakan seperti ini, harusnya income masyarakat akan kembali pulih secara bertahap," kata Purbaya. Menurut Purbaya, kebijakan penyaluran dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun kepada bank-bank Himbara telah menunjukkan hasil positif.

Sebelumnya Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan saat ini adalah kesempatan bagus bagi masyarakat untuk bisa memiliki rumah. Menurut dia, saat perekonomian sudah mulai kembali positif dan kemungkinan akan banyak masyarakat yang memiliki uang lebih dibandingkan sebelumnya.

"Ekonomi sudah mulai balik, saya pikir akan banyaklah orang yang punya uang lebih dibandingkan sebelumnya. Harusnya permintaan (demand) perumahan akan tumbuh juga," kata Purbaya. Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 dapat mencapai 5,67 persen, seiring menguatnya konsumsi masyarakat dan dampak stimulus pemerintah yang mulai berdampak di akhir tahun.

Ia menilai proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,8 persen tahun ini tidak sepenuhnya mencerminkan tren pemulihan yang sedang terjadi. Menurut Purbaya arah perekonomian nasional telah bergerak lebih positif, terutama setelah kebijakan penempatan dana negara ke Bank Himbara mulai berdampak terhadap konsumsi dan likuiditas. Salah satu indikator perbaikan ekonomi ia soroti, terlihat dari peningkatan konsumsi rumah tangga. Proporsi belanja masyarakat untuk konsumsi mencapai 75,1 persen pada September 2025, naik dari 74,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan