Masa Iya Prabowo Benar-Benar Mau Menerima Projo & Budi Arie? Ah, Genit
pernyataan Ketua Umum Projo Budi Arie yang mengatakan kepanjangan dari nama organisasinya bukan pro-Jokowi.-foto :jpnn.com-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Peneliti senior dari Citra Institute Efriza menanggapi pernyataan Ketua Umum Projo Budi Arie yang mengatakan kepanjangan dari nama organisasinya bukan pro-Jokowi.
Efriza menilai pernyataan Budi Arie itu menunjukkan organisasi sukarelawan tersebut sudah mulai meninggalkan patron politiknya selama ini, yakni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
"Itu menunjukkan Budi Arie serta Projo dan Jokowi sama-sama mulai meninggalkan satu sama lain," kata Efriza kepada JPNN.com, Senin (3/11).
"Tentu saja alasannya karena Jokowi tidak lagi berkomitmen bersama sukarelawannya melainkan ingin konsentrasi membesarkan PSI demi karir politik keluarganya," imbuhnya.
Dia pun menilai Projo sudah sepantasnya ganti nama baru jika ingin bergabung dengan Gerindra.
"Projo dibubarkan, lalu membentuk yang baru dengan membuat nama baru dan kepengurusan baru, jika ingin bergabung dengan Gerindra," kata Efriza.
Namun, dia mengaku ragu apakah Gerindra berkenan menerima Budie Arie dan Projo.
Efriza juga meragukan kesungguhan permintaan Presiden Prabowo yang meminta Budi Arie bergabung ke Gerindra.
"Masa iya Presiden Prabowo akan benar-benar senang hatinya menerima Budi Arie dan Projo, sebab pada masa lalu mereka komunikasinya menyatakan menolak Prabowo bergabung di pemerintahan Jokowi setelah Pilpres 2019," tutur Efriza.
Dia juga meragukan kader-kader Gerindra dan sukarelawan Prabowo menyambut positif Budi Arie dan Projo yang identik dengan Jokowi.
"Saat ini ada upaya menghadirkan pemerintahan Prabowo yang mandiri dari Jokowi. Jadi, kemungkinkan ini, sekadar Budi Arie dan Projo sedang berusaha genit ke Prabowo dan Gerindra biar diperhitungkan dan diajak bergabung, karena kondisinya sekarang mereka sedang ditinggalkan sekaligus meninggalkan patronnya, yakni Jokowi," ujar Efriza.