Siapkan Generasi Emas 2045, Sekolah Rakyat Gunakan Teknologi Talent DNA ESQ

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat sekaligus Mendikbud tahun 2009-2014, Prof Muhammad Nuh, saat menjadi narasumber pada acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025). -foto: net-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sekolah Rakyat menjadi pelopor pemetaan bakat siswa menggunakan teknologi Talent DNA ESQ berbasis kecerdasan buatan (AI).

Metode ini dikembangkan motivator Ary Ginanjar Agustian sebagai cara mengetahui potensi minat, bakat, dan profesi masa depan anak.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut langkah tersebut sebagai terobosan penting di dunia pendidikan. 

Gus Ipul mengatakan, Sekolah Rakyat tidak menggunakan tes akademik sebagai syarat masuk. Sebaliknya, seluruh siswa dipetakan sejak dini agar potensi mereka bisa diarahkan secara tepat.

“Ini pertama kali di Indonesia, sekolah memetakan bakat dan talenta siswa sejak awal masuk,” ujarnya saat membuka pembekalan guru dan kepala Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8).

Hasil pemetaan yang dilakukan Universitas Ary Ginanjar menemukan kecenderungan gaya mengajar guru mayoritas kinestetik (53,5%), auditory (24,3%), dan visual (22,2%). 

Keselarasan dengan karakter siswa membuat proses belajar lebih efektif, terutama melalui praktik langsung dan simulasi.

Dari 6.494 siswa yang diuji, kecenderungan bidang minat terbagi dalam STEM (38,1%), sosial (39,2%), dan bahasa (22,8%).

Sementara itu, proyeksi karier mereka cukup beragam: 31 persen diperkirakan menekuni bidang teknik dan teknologi informasi, 23,9 persen di pendidikan dan hukum, 22,9 persen di kesehatan, 11,6 persen di seni dan media, 9,2 persen di bisnis perikanan dan perkebunan, serta 1,5 persen di profesi ASN, TNI, dan Polri.

Selain karier, Talent DNA juga memetakan gaya belajar siswa yang berpengaruh 52% terhadap prestasi. Mayoritas siswa Sekolah Rakyat memiliki gaya belajar kinestetik (50,5%), disusul auditory (30%) dan visual (19,5%).

Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar menegaskan bahwa pemetaan ini akan membantu siswa sejak awal menentukan arah studi dan karier.

“Percaya, tahun 2045, Sekolah Rakyatlah nukleus Indonesia Emas. Anak-anak sejak kelas satu SMA sudah tahu ke mana arah masa depannya,” kata Ary.

Dia menambahkan, pendidikan karakter yang dipadukan dengan teknologi modern akan mencetak generasi tangguh.

“Melalui sinergi guru, pemerintah, dan teknologi AI, Sekolah Rakyat membuktikan bahwa pendidikan bisa menghadirkan solusi konkret bagi masa depan bangsa,” pungkasnya. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan