Trio Kwek

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-

Oleh: Dahlan Iskan

Anda benar-benar tahu lebih dulu dari saya: Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif tambahan untuk India: 25 persen. Total menjadi 50 persen. Persis sama dengan yang dikenakan Trump pada Brasil.

Sikap pemimpin India, Narendra Modi, lebih keras dari pemimpin Brasil Lula da Silva. "Saya harus melindungi para petani India. Ini harga mati," ujar Modi blak-blakan. Ia tidak takut dengan tarif 50 persen itu. "Saya juga harus melindungi nelayan kami. Peternak susu kami," tambahnya.

Begitu manis di telinga rakyat jelata di bawah  India.

Modi sendiri segera ke Tiongkok. Itu kunjungan pertama dalam tujuh tahun terakhir. Kebetulan ada ”KTT Forum Tetangga”. Tempatnya,  tahun ini, di Tianjin --30 menit naik kereta cepat dari Beijing. KTT itu adalah forum negara-negara yang berbatasan dengan Tiongkok.

BACA JUGA:Ketahuan Mengapa

Tiongkok punya tetangga  sebanyak 14 negara. Tidak ada negara lain yang ”tetangga sebelah”-nya sebanyak itu. Forum Tetangga ini bukan pertemuan formal. Ini forum informal: Shanghai Corporation Organisation. Lebih sering dilaksanakan di Shanghai.

Kunjungan Modi tanggal 31 Agustus nanti menjadi lebih penting setelah sama-sama jadi korban Donald Trump. Apalagi sejak tegang akibat kontak senjata di lembah Himalaya Modi belum pernah ke Tiongkok.

Memang agak sulit menyilangkan kepentingan antar dua negara. Sama-sama haus energi. Sama-sama impor minyak dari Rusia. Tiongkok terbanyak, India runner-up.

Sebenarnya ada yang bisa dikerjasamakan: gas Rusia dialirkan ke India lewat daratan Tiongkok. Toh Tiongkok sudah punya jaringan pipa gas sampai Kunming. Bisa disambung ke daratan India. Seperti Eropa memasang pipa gas dari Rusia lewat daratan Ukraina. Juga lewat bawah laut di selatan Finlandia.

Selebihnya: Tiongkok dan India adalah pesaing di banyak  bidang. Hubungan mereka lebih sensitif. Saya heran mengapa India mau menjadi pendiri BRICS bersama Tiongkok, Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan. Jangan-jangan India berpikir justru harus masuk BRICS agar tahu perut Tiongkok lebih dalam --sebagai pesaing apa saja.

Yang jelas India memang punya sikap independen yang tinggi. BRICS bisa jadi alternatif dalam menghadapi dominasi blok Barat.

Bagi Tiongkok lebih mudah memberikan solidaritasnya ke Brasil. Tiongkok memerlukan Brasil: kedelainya. Apalagi setelah sulit mendapatkan pasok kedelai dari Amerika Serikat.

Maka di saat Brasil dikenakan tarif 50 persen, Tiongkok langsung buka tangan: silakan ekspor kopi ke Tiongkok. Tanpa bea masuk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan