PHK Massal Melonjak, UMKM Diandalkan Serap Angkatan Kerja Baru

PHK Massal Melonjak, UMKM Diandalkan Serap Angkatan Kerja Baru--Ngomongin Uang

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda berbagai sektor industri di Indonesia.

Ribuan pekerja dari pabrik elektronik di Bekasi hingga Garut terpaksa kehilangan pekerjaan, sementara jumlah lulusan sarjana hingga doktor yang menganggur terus meningkat.

Di sisi lain, jumlah angkatan kerja baru dari generasi muda terus bertambah setiap tahun, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja di sektor formal.

Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada 2023, jumlah pencari kerja enam kali lipat lebih banyak dibanding lowongan kerja yang tersedia.

BACA JUGA:Di Tengah PHK dan Susah Kerja, Ini Cara Bertahan Lewat Bisnis Digital

Padahal, serapan tenaga kerja di sektor formal—seperti BUMN, korporasi besar, dan ASN—terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu penyebab utama adalah transformasi industri menuju digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan, yang mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia.

Namun, di tengah menyempitnya sektor formal, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) justru menjadi penopang utama penyerapan tenaga kerja.

Saat ini, sekitar 117 juta pekerja atau 97% dari total tenaga kerja Indonesia terserap oleh sektor UMKM.

BACA JUGA:Dampak PHK dan Diskriminasi Usia Perburuk Lapangan Kerja di Indonesia

Angka ini jauh lebih tinggi dibanding negara tetangga seperti Malaysia (66%), Singapura (71%), dan Thailand (85%).

Ini menunjukkan bahwa UMKM memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Meskipun begitu, ketergantungan berlebihan terhadap sektor UMKM juga mengindikasikan kegagalan negara dalam menyediakan lapangan kerja formal yang stabil.

Solusi jangka panjang yang diusulkan adalah mendorong UMKM untuk naik kelas—menjadi usaha menengah dan besar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan