Laba Anjlok 82%, Gudang Garam Sedang Menuju Kehancuran?

Laba Anjlok 82%, Gudang Garam Sedang Menuju Kehancuran--Baiklah
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Industri rokok Indonesia tengah menghadapi tekanan berat, ditandai dengan merosotnya kinerja salah satu pemain utamanya, Gudang Garam.
Perusahaan yang selama bertahun-tahun menjadi raksasa dalam industri tembakau nasional kini dilaporkan mengalami penurunan laba bersih hingga 82%, dari Rp5,3 triliun pada 2023 menjadi hanya Rp981 miliar pada 2024.
Penurunan ini memicu kekhawatiran akan kebangkrutan perusahaan yang selama ini menjadi tulang punggung ekosistem industri rokok dalam negeri.
Penurunan performa Gudang Garam tidak terjadi tanpa sebab.
BACA JUGA:Rahasia Buat Pebisnis UMKM Dapat Bersaing dengan Pengusaha Besar
Salah satu faktor utama adalah merosotnya daya beli masyarakat akibat harga rokok yang semakin mahal menyusul kenaikan Harga Jual Eceran (HJE) pada Januari 2025.
Sementara itu, rokok ilegal semakin marak beredar, dengan jutaan batang tanpa cukai yang berhasil disita hanya dalam lima bulan pertama tahun ini.
Rokok-rokok ini dijual dengan harga jauh lebih murah, menciptakan persaingan tidak sehat yang melemahkan posisi produsen resmi.
Selain itu, Gudang Garam juga belum mampu beradaptasi dengan tren konsumen yang mulai beralih ke produk rokok elektrik.
BACA JUGA:Resep Es Lilin Pelangi Cuma Rp1.000, Cocok Untuk Usaha
Saat kompetitor lain telah meluncurkan produk di segmen ini, Gudang Garam masih bergantung pada rokok konvensional.
Ketertinggalan inovasi ini membuat perusahaan semakin terjepit di tengah persaingan yang semakin kompleks.
Dampak dari potensi kejatuhan Gudang Garam tidak berhenti pada laporan keuangan semata.
Perusahaan ini menyerap sekitar 20 ribu pekerja langsung, dan terhubung dengan rantai ekonomi yang melibatkan jutaan tenaga kerja lainnya dari petani tembakau, buruh pabrik, hingga pedagang kecil.