Kopi Marak Digondol Maling, Polisi Imbau Petani Jaga Kebun

Kasat Reskrim Polres Lebong, AKP Rabnus Supandri, S.Sos.-(rian/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Di tengah berlangsungnya musim panen raya kopi di Kabupaten Lebong, masyarakat kembali dihadapkan pada maraknya aksi pencurian di lahan perkebunan.
Meski harga kopi mengalami penurunan dari minggu sebelumnya, komoditas ini masih tergolong bernilai tinggi dan menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kriminal.
Harga kopi kering saat ini berada di kisaran Rp 55 ribu per kilogram, sedangkan kopi basah yang dijual per kaleng masih dihargai antara Rp 150 ribu hingga Rp 165 ribu.
Nilai ekonomis yang cukup tinggi inilah yang memicu maraknya aksi pencurian, terutama di wilayah sentra perkebunan seperti Kecamatan Rimbo Pengadang, Lebong Selatan, dan Topos.
Baca Juga: 3 Proyek DD Pelabai Tahun 2024, Polisi Sebatas Cek Fisik Bangunan
Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani, SH, SIK, melalui Kasat Reskrim Polres Lebong, AKP Rabnus Supandri, S.Sos mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebun kopi mereka secara mandiri.
Ia menyarankan agar warga melakukan patroli malam secara bergantian atau, jika perlu, membentuk sistem pam swakarsa (keamanan swakarsa) untuk mengamankan hasil panen dari tangan pencuri.
"Kami paham banyak warga tidak sanggup menjaga kebunnya sendiri secara penuh. Maka kami minta kalau memang tidak berani sendiri, bentuklah kelompok pengamanan mandiri. Jangan ragu juga untuk segera melapor ke Polsek terdekat jika melihat atau mengalami pencurian," ujar Rabnus.
Sebelumnya, Polsek Lebong Selatan telah berhasil menangkap dua orang terduga pelaku pencurian kopi.
Dari hasil pemeriksaan, keduanya diketahui telah beraksi di sedikitnya 16 lokasi berbeda, dengan modus memetik langsung buah kopi dari pohon.
Tindakan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tapi juga merusak kondisi tanaman kopi petani, karena proses panen yang asal-asalan dapat merusak batang dan cabang produktif.
Rabnus juga menegaskan bahwa aksi pencurian ini tidak bisa ditoleransi karena berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
Ia meminta masyarakat agar tidak segan melaporkan sekecil apa pun aktivitas mencurigakan yang terjadi di sekitar kebun mereka.
"Jangan biarkan para pelaku pencurian merasa bebas. Laporkan segera agar kami bisa tindak lanjuti. Kami juga akan intensifkan patroli, terutama di daerah rawan pencurian," tegasnya.