Hemodiafiltrasi, Turunkan Risiko Komplikasi Jangka Panjang pada Pasien Ginjal Kronis

RS Medistra meresmikan layanan Hemodiafiltrasi di Jakarta Selatan.-foto: net-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Rumah Sakit (RS) Medistra menghadirkan layanan Hemodiafiltrasi (HDF) sebagai bentuk inovasi pelayanan kesehatan untuk pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Layanan itu diharapkan dapat memberikan solusi terapi pengganti ginjal yang lebih optimal dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara menyeluruh.
HDF merupakan teknologi lanjutan dari hemodialisis (HD) konvensional, yang menggabungkan dua mekanisme pembersihan darah yakni difusi dan konveksi, untuk mengeluarkan molekul racun berukuran kecil hingga besar.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hiperternsi, Ni Made Hustrini menjelaskan HDF dapat membantu mengurangi gejala yang umum dialami pasien dialisis seperti gatal, kelelahan berlebih, hipotensi saat dialisis, dan kram otot.
"Teknik dialisis modern yang menyaring molekul lebih efektif dibandingkan hemodialisis (HD) konvensional. Menurunkan risiko hipotensi selama dialisis berlangsung, Menurunkan risiko rawat inap dan komplikasi jangka panjang," kata Ni Made Hustrini di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Layanan HDF RS Medistra dilengkapi dengan mesin dialisis generasi terbaru, yang mampu menghasilkan cairan substitusi ultrapure langsung dari unit pengolahan air yang telah memenuhi standar kesehatan.
Profesor sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hiperternsi, Jose Roesma menuturkan sistem tersebut memastikan keamanan dan kemurnian cairan yang masuk kembali ke tubuh pasien, meminimalkan risiko infeksi atau reaksi tubuh.
"Setiap terapi, termasuk HDF, perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, namun dengan teknologi HDF memberikan harapan baru bagi terapi ginjal kronik" tutur Jose Roesma.
Di sisi lain, Direktur RS Medistra, Adhitya Wardhana menegaskan seluruh prosedur HDF di bawah rumah sakit naungannya dijalankan oleh tenaga medis profesional yang telah mengikuti pelatihan dan sertifikasi khusus.
Pasien juga mendapatkan monitoring ketat selama terapi, termasuk pemantauan tekanan darah, kadar elektrolit, dan kenyamanan selama tindakan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap pasien yang menjalani HDF tidak hanya mendapatkan terapi medis, tetapi juga pelayanan yang manusiawi, personal, dan penuh perhatian,” beber Adhitya Wardhana.
Pasien dapat mengakses layanan HDF melalui poli penyakit dalam, subspesialis ginjal, dengan pemeriksaan awal oleh dokter untuk menilai indikasi, kecocokan akses vaskular, dan kelayakan medis.
Layanan Hemodiafitrasi (HDF) ini tersedia pada hari kerja dan akhir pekan, dengan kapasitas unit yang siap menangani pasien rawat jalan maupun rawat inap. (jp)