Keong Sawah, Sumber Protein Hewani Alternatif yang Sehat dan Bergizi

Reporter: Carles Jaya |

Editor: Reni Apriani |

Rabu , 14 May 2025 - 15:15

Keong Sawah, Sumber Protein Hewani Alternatif yang Sehat dan Bergizi-foto :tangkapan layar-

keong sawah, sumber protein hewani alternatif yang sehat dan bergizi                            koranradarlebong.com- dalam dunia gizi dan kesehatan, keong sawah kini mulai dilirik sebagai salah satu sumber protein hewani alternatif yang cukup potensial.
meskipun belum sepopuler daging sapi, namun ahli gizi jansen ongko menyebut bahwa keong sawah memiliki kandungan protein yang layak untuk dipertimbangkan dalam pola makan sehari-hari, terutama bagi mereka yang mencari alternatif yang lebih terjangkau atau ingin memperluas variasi sumber proteinnya.
keong sawah mengandung protein dengan komposisi asam amino lengkap, baik esensial maupun non-esensial. ini berarti bahwa keong sawah memiliki kualitas protein yang sebanding dengan daging hewani lainnya seperti sapi, ayam, atau ikan.
oleh karena itu, keong sawah dapat digunakan sebagai alternatif sehat untuk memenuhi kebutuhan protein harian tubuh.
baca juga:moxie tea: solusi alami atasi flu di musim pancaroba
kandungan gizi keong sawah
dalam 100 gram keong sawah, terdapat sekitar 12 gram protein. jika dibandingkan, jumlah ini memang sedikit lebih rendah dari daging sapi yang mengandung sekitar 19 gram protein per 100 gram.
namun, keong sawah tetap bisa menjadi pilihan sumber protein yang baik, terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap daging sapi.
keong sawah juga mengandung berbagai mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium yang bermanfaat bagi kesehatan tulang, otot, serta sistem kekebalan tubuh.
selain itu, keong sawah rendah lemak dan kalori, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan atau menjaga pola makan sehat.
cara menghitung kebutuhan protein dari keong sawah
kebutuhan protein harian seseorang bisa dihitung berdasarkan berat badan. menurut standar yang disarankan, kebutuhan protein minimal adalah 0,8 gram per kilogram berat badan. misalnya, seseorang dengan berat 50 kilogram membutuhkan sekitar 40 gram protein setiap hari.
jika menggunakan keong sawah sebagai sumber protein utama, maka untuk memenuhi kebutuhan 40 gram protein tersebut, seseorang perlu mengonsumsi sekitar 350 gram keong sawah.
jumlah ini tentu cukup signifikan, namun tetap bisa diterapkan dalam menu makanan sehari-hari apabila diolah dengan baik dan dikombinasikan dengan sumber makanan lain.
tips aman mengonsumsi keong sawah
meskipun keong sawah kaya akan manfaat, namun pengolahannya perlu dilakukan dengan benar agar aman dikonsumsi. sebagai hewan bertubuh lunak yang hidup di lingkungan berlumpur, keong sawah berisiko membawa bakteri atau kuman yang berbahaya jika tidak dimasak dengan sempurna.
jansen ongko menekankan pentingnya proses pemanasan saat mengolah keong sawah. baik ditumis, dipanggang, maupun dimasak berkuah, selama melalui proses pemanasan yang cukup, keong sawah akan aman untuk dikonsumsi. tidak hanya membunuh kuman, pemasakan yang baik juga membantu menjaga kandungan gizi di dalam keong sawah.
selain itu, sebaiknya keong sawah dicuci bersih dan direndam terlebih dahulu sebelum dimasak untuk memastikan semua kotoran dan lendir hilang. proses ini juga membantu mengurangi bau amis dan meningkatkan cita rasa makanan saat dihidangkan.
potensi keong sawah dalam diversifikasi sumber pangan
mengonsumsi keong sawah tidak hanya memberikan variasi dalam menu harian, tetapi juga mendukung upaya diversifikasi pangan lokal. keong sawah banyak ditemukan di persawahan dan tidak memerlukan biaya besar untuk mendapatkannya, sehingga menjadi pilihan ekonomis bagi masyarakat dengan daya beli terbatas.
dengan pengolahan yang tepat dan pemahaman yang benar tentang kandungan gizinya, keong sawah berpotensi menjadi sumber protein lokal yang dapat diandalkan. terlebih lagi, konsumsi keong sawah secara tidak langsung juga dapat membantu menjaga ekosistem sawah, karena populasi keong yang tidak terkontrol dapat merusak tanaman padi.