Program PSPP Kemendikdasmen Juga Menyasar Sekolah Luar Biasa

Program PSPP Kemendikdasmen juga enyasar Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri maupun swasta. -Foto Humas Kemendikdasmen-

Saat ini, SLB Putra Bakti memiliki kurang lebih 40 siswa dengan berbagai ketunaan. 

Para siswa sebagian merupakan siswa ABK yang tidak diterima di SLB negeri. Jumlah siswa diperkirakan akan terus bertambah. 

Oleh karena itu, Nurhayati mengaku sangat bersyukur dengan adanya program PSPP.  

“Karena kami memang kekurangan ruangan dengan jumlah siswa yang terus bertambah. Tahun ajaran baru sudah ada yang mendaftar 17 siswa dengan beragam ketunaan," tambah Nurhayati.  

Di SLB YPAC Makassar, bantuan revitalisasi SLB tahun 2025 melalui program PSPP ini berupa bantuan ruang kelas, ruang keterampilan, ruang pembelajaran khususnya (Progsus), UKS, perpustakaan, toilet, kantin, dan selasar. 

“Kantin dimanfaatkan untuk tempat anak berkebutuhan khusus memasarkan produk yang dihasilkan. Misalnya, makanan yang dipraktikkan oleh program keterampilan tata boga," kata Kepala SLB YPAC Makassar, Robiyati. 

Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Saryadi, mengatakan bahwa tahun ini ada sekitar 155 SLB yang akan direvitalisasi melalui program PSPP tersebut. 

Direktur Saryadi berharap, revitalisasi ini dapat meningkatkan layanan pendidikan khusus di Indonesia untuk mendukung pengembangan potensi anak kebutuhan khusus. 

“Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus. Dengan revitalisasi ini, ABK diharapkan akan semakin nyaman bersekolah dan dapat mengembangkan potensi diri mereka," kata Saryadi.

Saryadi mengajak semua pihak untuk terlibat dan mengawasi program ini sampai terlaksana dengan baik. 

Dengan demikian pembangunan bisa rampung dalam waktu cepat dan membawa manfaat bagi masyarakat di sekitar sekolah. 

"Karena program ini bersifat swakelola, maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan baik dalam pelaksanaan maupun pengawasan pembangunan. Masyarakat juga diharapkan mendapatkan secara ekonomi. Misalnya, dengan ikut menjadi pekerja dalam pembangunan ruangan ini," terang Saryadi.  

Sementara itu, Ketua Komite SLBN Slawi, Muhammad Tri Jazuli, mengatakan bahwa pembahasan pelaksanaan program sudah dilakukan secara bersama antara sekolah dan pihak komite. 

Sekolah dan komite juga sudah membahas mengenai pelaksana pekerjaan yang akan melibatkan masyarakat sekitar, termasuk orang tua siswa.  

"Kami akan mengakomodasi orang tua siswa yang mungkin sedang tidak memiliki pekerjaan agar bisa ikut bekerja sehingga mereka tidak hanya bisa memiliki penghasilan, tetapi juga turut merasa memiliki sekolah ini. Apalagi, ini adalah sekolah anak mereka," kata Jazuli. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan