Lebong Urutan Kedua Kasus TBC Tertinggi di Bengkulu

P2P: Tampak kesibukan pegawai bidang P2P Dinas Kesehatan Lebong.-(rian/rl)-

LEBONG - Pada periode dua tahun berturut-turut, yakni 2022-2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong mencatat sebagai Kabupaten kedua dengan jumlah temuan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi di Provinsi Bengkulu. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, Rachman, SKM, melalui Kabid P2P, Febria Mandeka, SKM, didampingi Sub. Koordinasi PIP, Hendri, S.kep kepada Radar Lebong.

"Selama dua tahun beruntun, Kabupaten Lebong berhasil menempati posisi puncak temuan kasus TBC se-Provinsi Bengkulu, bawah Kabupaten Kepahiyang," ungkap Hendri.

Hendri menjelaskan, bahwa berdasarkan data resmi tahun 2022, terdapat 232 kasus TBC dengan 26 jiwa warga yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Kemudian, pada tahun 2023, tercatat 192 kasus TBC yang masih dalam tahap pengobatan.

Lebih lanjut Hendri menjelaskan, bahwa kasus meninggal tidak semata-mata disebabkan oleh TBC murni, melainkan korban juga diketahui memiliki penyakit penyerta yang turut berkontribusi pada kondisi kesehatannya.

Baca Juga: Dinas ESDM Bengkulu Serahkan 274 Alat Masak Listrik di Lebong

Dimana, untuk meningkatkan penanganan, telah dilakukan evaluasi terhadap pengobatan kasus TBC, dengan durasi pengobatan pasien TBC berkisar antara 6 bulan hingga 1-5 tahun.

"Penyebab umum masyarakat terjangkit TBC disebutkan sebagai kuman dan bakterium. Gejala awal yang umum muncul meliputi batuk berdahak, demam, penurunan napsu makan, serta berkeringat malam tanpa aktivitas fisik,"terangnya.

Terkait kasus meninggal, Hendri menyebut bahwa untuk memastikan diagnosis TBC pada warga yang meninggal, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan Tes Cepat Monokuler (TCM). Faktor risiko terjangkitnya TBC melibatkan daya tahan tubuh rendah, kekurangan nutrisi, konsumsi alkohol dan rokok, lingkungan kotor, lembab, berdebu, serta kontak langsung dengan penderita TBC. Faktor risiko lain termasuk kombinasi dengan penyakit lain seperti HIV dan diabetes mellitus.

"Pasien TBC yang menjalani pengobatan diberikan secara gratis, mulai dari pemeriksaan hingga pengobatan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit," tambahnya.

Pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Lebong untuk tidak menganggap remeh penyakit TBC dan menghindari persepsi mistis atau diguna-guna terhadap penyakit ini.

"Tindakan preventif dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini diharapkan dapat mengendalikan penyebaran TBC di Kabupaten Lebong," pungkas Hendri. (wlk)

Tag
Share