RI di Sidang Umum UNESCO Minta Kedepankan Perdamaian & Kolaborasi Ini
--
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyampaikan ajakan mengedepankan perdamaian pada negara anggota UNESCO, organisasi PBB bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ia berharap negara anggota UNESCO fokus pada peningkatan kolaborasi dan pencapaian pada pilar utamanya, yakni pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi Informasi.
"Indonesia terus membangun kerja sama dengan UNESCO untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan, dan komunikasi serta informasi," kata Suharti dalam Sidang Umum UNESCO ke-42 di Kantor Pusat UNESCO, Paris, Prancis, Jumat (10/11/2023) waktu setempat.
Pada sidang yang sama, Indonesia mengumumkan pencalonan diri untuk menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO dan Dewan Pemerintah Program Internasional untuk Pengembangan dan Komunikasi (The International Programme for the Development of Communication - IPDC) periode 2023-2027. Indonesia mengaku berkomitmen untuk memfasilitasi aliran data bebas yang bermartabat, termasuk inisiatif lintas batas di tengah tantangan disinformasi, ancaman siber, dan pelecehan daring.
"Kami berharap dukungan dari negara anggota yang sangat berharga untuk memastikan kontribusi positif Indonesia dalam mencapai tujuan nasional menjadi bagian dari masyarakat internasional, serta tujuan bersama dalam mendukung pencapaian UNESCO dan seluruh negara anggota untuk mengedepankan perdamaian," kata Suharti.
Kolaborasi Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan
Suharti mengatakan, rencananya akan diadakan konferensi internasional pada bulan Agustus 2024 untuk mengeksplorasi bagaimana sumber daya budaya Indonesia dapat berkontribusi dalam mengelola krisis multidimensional di bidang pendidikan.
"Dukungan Anda dalam menghadiri acara ini sangat berharga" imbuh Suharti.
Sebelumnya, sebagai komitmen terhadap reformasi pendidikan global, Indonesia aktif terlibat dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development - ESD) melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar. Harapannya, muncul peningkatan kualitas pendidikan dan inklusivitas, sehingga pendidikan berkualitas tinggi tersedia untuk semua tanpa terkecuali.
Suharti menjelaskan, Indonesia juga sedang merancang Inisiatif Nasional yang akan diajukan pada pertemuan ESD-Net 2030 Global Meeting di Tokyo, Jepang pada bulan Desember mendatang. Sebelumnya, Kurikulum Merdeka mulai diperkenalkan untuk membuat fleksibilitas kecepatan pembelajaran, mencegah siswa tertinggal, dan mengintegrasikan tema terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) di kerangka pendidikan, seperti perubahan iklim.
Ia menambahkan, Indonesia sebagai negara megabiodiversitas juga berkomitmen dalam inovasi dan penelitian inklusif untuk memanfaatkan sumber daya berkelanjutan di berbagai sektor, mendukung konservasi biodiversitas, dan inisiatif ekonomi hijau dan biru.
Terkait hal tersebut, Suharti mengumumkan, Indonesia akan menjadi tuan rumah World Water Forum di Bali pada 2024. Dalam kegiatan ini, Indonesia menekankan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan kritis terkait air.
Suharti menambahkan, adapun di ranah komunikasi dan informasi, Indonesia mendukung dengan tegas inisiatif Memory of the World. Inisiatif pelestarian warisan dokumenter ini salah satunya diwujudkan Indonesia lewat aksesibilitas melalui Arsip Nasional Indonesia. ANRI, sambungnya, berhasil mengimplementasikan layanan daring pemberian informasi tentang koleksi arsip yang terdaftar dalam program Memory of the World.(*)