Perang Dagang Kembali Memanas! China Tak Tunduk, Balas Tarif Trump

Perang Dagang Kembali Memanas! China Tak Tunduk, Balas Tarif Trump--Dok/ Youtube

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump.

Dunia dikejutkan dengan respons cepat dari China yang tidak tinggal diam menghadapi kenaikan tarif yang diterapkan Amerika.

Perang dagang yang sempat mereda kini kembali memasuki babak baru, menciptakan kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi global.

Donald Trump, yang mengklaim bahwa Amerika Serikat telah lama dirugikan dalam perdagangan internasional, memutuskan untuk menaikkan tarif impor pada berbagai produk dari China.

BACA JUGA:Bahas Polemik LPG di Istana, Bahlil Dapat Wejangan dari Jusuf Kalla

Kebijakan ini merupakan bagian dari strateginya untuk mengurangi defisit perdagangan Amerika yang mencapai angka fantastis, termasuk dengan China sebesar 360 miliar dolar AS pada tahun 2024.

Trump juga menilai bahwa langkah ini perlu dilakukan demi melindungi industri dalam negeri serta menekan China terkait ekspor fentanil yang menjadi ancaman bagi negaranya.

Namun, China tidak tinggal diam. Beberapa menit setelah kebijakan tarif baru Amerika mulai berlaku pada 4 Februari, Kementerian Perdagangan China langsung mengumumkan langkah balasan.

Beijing memutuskan untuk mengenakan tarif sebesar 15% pada batu bara dan gas alam cair asal Amerika serta tarif 10% pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil berkapasitas besar.

BACA JUGA:Tiga Tahun, THR TPG Guru Agama Belum Juga Cair, Aneh

Langkah ini menunjukkan bahwa China tidak akan tunduk begitu saja pada tekanan ekonomi dari Amerika Serikat.

Dampak dari perang dagang ini tidak hanya akan dirasakan oleh kedua negara tetapi juga oleh ekonomi global.

Amerika Serikat menghadapi ancaman besar terhadap industri energi, pertanian, dan otomotifnya karena China adalah salah satu pasar ekspor utama bagi produk-produk tersebut.

Efek domino dari ketegangan ini berpotensi mengganggu rantai pasokan global, mendorong inflasi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan