Rakyat Gaza akan Bangun Kembali Kotanya yang Hancur, “Kami Lebih Kuat”
--
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kegelapan menghilang dan cahaya muncul, dan tidak ada yang membuat warga Palestina lebih bahagia daripada mendengar berita bahwa gencatan senjata antara penjajah ‘Israel’ dan para pejuang Palestina akhirnya menjadi kenyataan.
Mereka bersiul, bertepuk tangan, bersorak kegirangan sambil meneriakkan “Allahuakbar” dalam suasana yang memecah kesunyian selama 15 bulan perang.
“Saya sangat senang, ya, saya menangis, tapi itu adalah air mata kebahagiaan,” kata Ibu Ghada (nama lengkap tidak disebutkan), seorang ibu dari lima anak yang telah hidup berpindah-pindah setelah melarikan diri dari rumahnya di Kota Gaza sejak genosida ‘Israel’ atas Gaza pada bulan Oktober 2023.
“Kami seperti terlahir kembali dan saya berharap semuanya akan berakhir sekarang,” katanya dikutip Reuters, melalui aplikasi obrolan dari tempat penampungan di kota Gaza bagian tengah, Deir Al-Balah.
Para pemuda menabuh rebana, meniup terompet, dan menari di jalan-jalan Khan Younis, Gaza selatan, beberapa menit setelah mendengar berita tentang kesepakatan yang diselesaikan di Doha, ibu kota Qatar.
Perjanjian tersebut, yang belum diumumkan secara resmi, menguraikan fase gencatan senjata awal selama enam minggu dan mencakup penarikan bertahap pasukan penjajah ‘Israel’ dari Gaza.
Kesepakatan itu juga mengatur pembebasan sandera ‘Israel’ yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina di penjara ‘Israel’, kata seorang pejabat yang diberi penjelasan tentang negosiasi tersebut.
Namun, berita mengenai kesepakatan itu tidak membawa kebahagiaan bagi seluruh warga Palestina.
Banyak dari mereka yang masih berduka atas hilangnya anggota mereka dalam genosida ‘Israel’ di Gaza.
Ahmed Dahman, 25 tahun, mengatakan hal pertama yang akan ia lakukan ketika kesepakatan itu berlaku adalah mengambil jenazah ayahnya, yang tewas dalam serangan udara penjajah ‘Israel’ di rumah keluarganya pada tahun 2024.
“Saya ingin memberinya pemakaman yang layak. “Saya sedih sekaligus gembira karena nyawa telah terselamatkan dan pertumpahan darah telah berhenti,” kata Tn. Dahman, yang juga melarikan diri dari Kota Gaza dan kini berlindung di Deir al-Balah.
Ibunya, Bushra, mengatakan bahwa meskipun gencatan senjata tidak akan mengembalikan suaminya, “setidaknya bisa menyelamatkan nyawa orang lain”.
Kami lebih kuat
Seorang ibu di Gaza menegaskan bahwa masyarakat Gaza akan mulai membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh penjajah. “Kami bertahan dan melawan, dan sekarang kami akan membangun Gaza kembali lebih kuat dari sebelumnya. Masa depan adalah milik kami, dan kami akan membangun kembali tanah kami dengan perdamaian dan harapan,” ujarnya dalam sebuah video yang diunggah @eye.on.palestine. (net)