Bicara Cadangan Devisa Era Prabowo, Arief Poyuono Singgung Era Mulyono
Arief Poyuono mengomentari tamsil pilot ala Jokowi di forum HUT ke-58 Golkar.-Foto: net-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Praktisi politik ekonomi Arief Poyuono bicara soal cadangan devisa negara yang harus bisa dicapai pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan.
Menurut Arief, cadangan devisa Indonesia di masa pemerintahan Prabowo harus bisa mencapai angka 300 miliar dolar AS (USD) dalam lima tahun.
"Artinya setahun harus meningkat 30 miliar dolar AS. Ini syarat mutlak kalau rakyat mau sejahtera dan menghindari mindle trap income," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Senin (28/10/2024).
Menurut ketua FSP BUMN Bersatu itu, cadangan devisa negara dari era Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) memang terus meningkat.
Walakin, peningkatan itu menurutnya belum sebanding dengan potensi yang dimiliki Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya.
Dia lantas menyoroti peningkatan jumlah devisa negara pada era Presiden Jokowi alias Mulyono -nama kecil Joko Widodo.
"Era Mulyono 10 tahun, cadangan devisa cuma 149,9 miliar dolar AS (September 2024)," ucapnya.
Bila dibandingkan cadangan devisa Indonesia saat awal pemerintahan Presiden Jokowi pada 2014, yakni sekitar 111 miliar dolar AS, maka kenaikannya cuma sekitar 38 miliar dolar AS.
"Ini bicara fakta. Thailand saja yang jualan beras, gula, dan pariwisata, cadangan devisanya 240 miliar USD, padahal era Jokowi ekspor komoditas CPO, batu bara, nikel dll besar-besaran selama 10 tahun," tuturnya.
"Masa Indonesia dengan kue ekonomi yang dua kali lipat dari Thailand, bisa kalah sama Thailand," lanjut mantan waketum Partai Gerindra itu.
Belum lagi, kata Arief, bicara PDB per kapita Indonesia yang hanya mencapai Rp 75 juta atau USD 4.919,7 pada 2023, berbanding jauh dengan Thailand yang mencapai USD 7.801,4 atau Rp 117 juta pada 2023. (jp)