Ini Faktor yang Membuat Produk Lokal Masih Punya Tempat di Hati Konsumen Dalam Negeri
Ini Faktor yang Membuat Produk Lokal Masih Punya Tempat di Hati Konsumen Dalam Negeri-foto :jpnn.com-
Walaupun demikian, offline store juga masih menarik di mana 70% responden mengatakan berbelanja secara luring masih menjadi pilihan yang disukai.
Hypefast juga menemukan bahwa hal paling signifikan pada local brand ialah kurangnya pengenalan brand.
Sebanyak 60% responden menyebut hal itu menjadi tantangan utama. Ketidaktahuan konsumen itu kerap menimbulkan keraguan ketika memutuskan berbelanja.
Berangkat dari temuan ini, Hypefast menyoroti adanya masalah kepercayaan pada localbrand yang menjadi hambatan bagi pelaku usaha saat hendak memperluas basis pelanggan mereka. Pernyataan ini yang juga didukung oleh 60% responden.
Harga yang Kompetitif dan Local Touch Menjadi Keunggulan
Achmad menuturkan, local brand punya keunggulan dari sisi harga yang menurut 85% responden lebih kompetitif. Selain itu, 49% responden menilai local brand lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dia menjelaskan hal ini disebabkan karena local brand dinilai lebih selaras dengan budaya, selera dan tren masyarakat.
Local brand lebih mudah menyesuaikan diri dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan sesuai dengan gaya hidup.
"Sentuhan lokal ini membantu para pelaku usaha terhubung lebih baik dengan pelanggan dengan cara yang sering kali tidak dapat dilakukan oleh brand global atau brand besar," jelasnya.
Dengan memenuhi preferensi dan menyelaraskan produk mereka sesuai dengan keinginan konsumen, local brand di bawah naungan Hypefast dapat berkembang dengan pesat.
Misalnya, Nyonya Piyama dan Koze telah menyesuaikan ukuran pakaian dengan bentuk tubuh konsumen lokal.
Hal tersebut yang kemudian menjadikan mereka sebagai top of mindmasyarakat Indonesia di kategorinya.
Di kategori beauty, salah satu kunci keberhasilan Luxcrime dapat bersaing adalah dengan memperhatikan variasi shades dan warna yang lebih inklusif.
Luxcrime berusaha menciptakan produk yang relevan untuk semua jenis kulit konsumen Indonesia, sesuatu yang sering terlewatkan oleh brand internasional yang tidak sepenuhnya memahami kebutuhan pasar lokal.
Kualitas yang Buruk dan Harga yang Terlalu Mahal Berpotensi Timbulkan Keraguan