Khutbah Jumat: Empat Kebaikan di Dunia dan Akhirat
Khutbah Jumat kali ini membahas kebaikan di dunia dan akhirat agar menjadi jalan kita melewati titian sirath di akhirat.--
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - DI ANTARA tanda yang membuat manusia beruntung dan mendapat kebaikan dunia dan akhirat adalah hati yang senantiasa bersyukur dan lisan yang tidak kering dari menyebut nama Allah.
Di bawah ini naskah lengkap khutbah Jumat kali ini’
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Insya Allah tidak ada di antara kita yang tidak pernah membaca doa yang sering disebut-sebut sebagai doa sapu jagad. Doa itu berbunyi, “Rabbanaa Aatinaa fid dunyaa Hasanah wa fil aakhirati Hasanah wa qinaa azaaban naar.” (Ya Tuhan kami, karuniakanlah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungi kami dari siksa api neraka)
Baca Juga: Ridwan Kamil Janji Carikan Tempat Tinggal untuk Warga Kampung Bayam
Doa ini hampir tidak pernah lepas dari lisan kita, ketika kita mengangkat tangan memohon dan berdoa kepada Allah SWT. Ada permohonan berisi kebaikan untuk menunjang aktivitas kehidupan kita di dunia. Ada pula permohonan kebaikan yang menjadi jalan mulus melewati titian sirath di akhirat.
Berkaitan dengan harapan dalam doa ini, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرَي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ: لِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا شَاكِرًا، وَبَدَنًا عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرًا، وَزَوْجَةً صَالِحَةً لَا تَبْغِيهِ خَوْنًا فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“Ada empat perkara yang ketika seseorang diberikan keempat perkara ini, maka dia telah diberi kebaikan di dunia dan akhirat : (1) lidah yang berzikir (2) hati yang bersyukur (3) badan yang bersabar atas musibah (4) istri salehah yang tidak berkhianat atas dirinya dan harta suaminya.” (HR. Thabrani)
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﷺ tersebut, ada empat hal yang harus kita amalkan supaya kita menjadi orang yang beruntung di dunia yang menjalar sampai di kehidupan akhirat kelak.
Kaum Muslimin Hafidzakumullah
Pertama, upayakan untuk menjadi orang yang lisannya tidak kering dari menyebut nama Allah. Dalam berbagai keadaan dan kondisi, hendaknya kita berusaha untuk membasahi bibir ini dengan kata-kata yang mengantarkan diri ini selalu ingat kepada Allah.
Diriwayatkan ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah banyak bagiku. Beritahukan kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang.” Dijawab oleh Rasulullah:
لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Hendaklah lisanmu selalu basah dengan zikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Begitu banyak perbuatan yang patut kita iringi dengan asma Allah yang mulia, baik sebelum melakukan suatu perbuatan atau sesudahnya. Sejak kita membuka mata (bangun tidur) sampai menutup mata (tidur kembali), di situ ada doa-doa, ada zikir-zikir yang sangat indah sekali untuk kita lantunkan. Di setiap langkah kehidupan ada berbagai macam zikir.
Zikir dengan lisan bisa dalam bentuk membaca Al-Quran, bisa dalam bentuk membaca tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir. Baginda Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ
“Ada empat kata yang sangat disukai oleh Allah, yaitu : Subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaaha illallaah, Allahu Akbar. Tidak masalah dari mana pun engkau memulainya.” (HR. Muslim)
Jamaah Shalat Jumat
Langkah kedua untuk diberi kebaikan dunia dan akhirat adalah hati yang senantiasa bersyukur. Inilah orang kaya yang sesungguhnya.
Mungkin dia tidak termasuk golongan milyader atau jutawan dengan harta berlimpah. Namun dengan hati yang bersyukur, ia tampak seperti raja dari segala raja di atas muka bumi.
Hati yang pandai bersyukur adalah hati yang mengakui bahwa kenikmatan yang ada pada dirinya, dari sejak sebelum lahir sampai sekarang, dari ujung rambut hingga ujung kaki, adalah karunia Allah SWT, bukan dari kehebatan diri sendiri.
Ketika hati kita bersyukur kepada Allah, maka kita tidakidak akan bersikap sombong dan merasa bahwa apa yang kita miliki berasal dari kemampuan diri pribadi.
Orang yang lupa bersyukur kepada Allah, terlebih sampai bersikap pongah, bahkan menafikan Allah SWT yang Maha Memberi, maka dampak buruk akan muncul, seperti yang dialami oleh Qarun di masa Nabi Musa AS.
Qarun sesosok manusia yang lupa daratan. Sikapnya angkuh dan sombong. Tidak mengakui adanya karunia pemberian dari Allah.
Apa yang kemudian terjadi? Dia ditenggelamkan ke dasar bumi berikut dengan seluruh harta bendanya:
فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ
“Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang bisa membela diri.” (QS. al-Qashash: 81)
Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT
Ketiga, bersabar dalam menghadapi ujian. Masalah dalam kehidupan datang silih berganti. Tidak seorang pun yang menjalani kehidupan tanpa mendapatkan ujian dan cobaan.
Kita harus memiliki bahkan mengutamakan sikap sabar. Begitu banyak tantangan, rintangan, dan hambatan, yang semuanya harus kita hadapi dengan kesabaran. Nabi Isa AS pernah berkata:
“Sesungguhnya kalian tidak akan bisa mendapatkan apa-apa yang kalian sukai kecuali dengan sikap sabar yang dalam menghadapi apa-apa yang tidak kalian senangi.”
Oleh karena itu, mari kita merenungkan firman Allah SWT:
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS. Ali Imran : 186)
Muhammad bin Basyir al-Kharijiy berkata lewat syairnya:
لا تَيْأَسَنَّ وإنْ طالَتْ مُطَالَبَةٌ
إذا استعنَت بصبرٍ أنْ ترى فَرَجَا
إنَّ الأمور إذا انْسَدَّتْ مسالِكُها
فالصبرُ يفتح منها كلَّ ما ارْتَتَجَا
“Janganlah kamu putus asa sekali pun sangat lama perjalananmu, jika kamu minta tolong pada kesabaran maka pasti akan mencapai keberhasilan. Segala urusan jika terkunci jalan untuk mencapainya, maka kesabaranlah yang bisa membukanya.”
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah
Langkah terakhir atau keempat adalah istri salehah. Tidak ada suami yang bisa mencapai kesuksesan dalam hal apa saja, tanpa di belakangnya ada sosok istri yang mendukung dan mendoakannya.
Karenanya, kita tergelitik untuk bertanya, apa pertimbangan Rasulullah ﷺ menikahi Sayidah Khadijah yang usianya 15 tahun lebih tua dari Rasul ﷺ.
Kalau beliau ﷺ memperturutkan hawa nafsu, mungkin saja beliau lebih memilih perempuan yang lebih muda nan cantik jelita. Namun, beliau ﷺ memilih Khadijah karena beliau yakin bahwa Khadijah tidak sekadar sebagai istri tapi juga pendamping.
Setiap perempuan bisa jadi istri. Tapi tidak setiap istri bisa menjadi pendamping.
Sejarah membuktikan, Khadijah perempuan pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Khadijah-lah yang membela suaminya di saat kaumnya melakukan perundungan.
Khadijah-lah yang memberikan dukungan moral dan material untuk mendukung dakwah suaminya. Khadijah-lah yang menjadi tempat hangat Rasul ﷺ saat beliau gemetar usai berjumpa dengan Jibril.
Rumah tangga adalah awal pendakian menuju kesuksesan di tempat lain. Karenanya, kalau sudah diberikan istri salehah, itu sudah kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, seperti sabda Rasulullah ﷺ:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim)
Perempuan salehah adalah perempuan yang ketika suaminya hendak berangkat bekerja, dia berkata, “Berhati-hatilah, abang, dari penghasilan yang haram. Kami kuat dan sabar menghadapi haus dan lapar, tapi kami tak sanggup merasakan panas api neraka dan murka Allah yang Maha Perkasa.”
Inilah empat kenikmatan dunia dan akhirat. Kita meminta kepada Allah SWT agar menjadikan kita sebagai insan yang lisannya ahli berzikir, pandai bersyukur, sabar dalam menghadapi ujian dan rintangan, serta menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن