Wasekjen MUI Sebut Kinerja Kejagung Memberantas Megakorupsi Sangat Diapresiasi Publik

Minggu 09 Nov 2025 - 19:17 WIB

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Azul Tanjung mengapresiasi capaian kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) yang menjadi lembaga penegak hukum paling dipercaya publik.

Hal yang membuat kepercayaan terhadap Kejagung sangat tinggi adalah keberanian mengejar kasus megakorupsi dan pengembalian kerugian negara yang fantastis. “Saya mengapresiasi kinerja Kejagung sehingga mereka bisa menjadi lembaga paling dipercaya publik dalam penegakan hukum,” kata Azrul. 

Hal ini disampaikan Azrul menanggapi survei Indikator Politik yang menempatkan Kejagung sebagai lembaga hukum paling dipercaya publik. Tingkat kepercayaan Kejagung mencapai 76 persen, disusul KPK (70 persen), dan Polri (66 persen). Tingginya kepercayaan publik atas Kejagung, menurut Azrul, tidak lepas dari kasus megakorupsi yang ditanganinya. 

Terlebih dari kasus-kasus tersebut publik juga mengapresiasi Kejagung yang bisa mengembalikan kerugian negara sangat besar, di antaranya kasus timah, Duta Palma, Jiwasraya, impor minyak mentah, dan sebagainya.

“Misalnya pengembalian kerugian negara dalam kasus CPO sebesar Rp 13,25 triliun ke kas negara. Ini sangat diperhatikan masyarakat,” papar Azrul, yang juga tokoh Muhammadiyah ini.

Menurutnya, masyarakat suka dengan ketegasan dan keberanian penegak hukum dalam memberantas korupsi.

Sehingga siapapun penegak hukum yang berani melakukannya, maka masyarakat akan memberikan apresiasi. "Sekarang kan yang berani melakukan itu Kejagung. Jadi wajar kalau masyarakat percaya pada mereka,” ungkapnya. Di sisi lain, lanjut Azrul, masyarakat menyoroti kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak maksimal. Sejumlah kasus yang mereka tangani justru belum jelas ujungnya.

“Padahal sebagai lembaga adhoc masyarakat sebenarnya sangat mengharapkan mereka (KPK),” ungkapnya. Persepsi publik bahwa KPK tebang pilih dalam penegakan hukum, menurut Azrul, ikut mempengaruhi tingkat kepercayaan. “KPK terlalu banyak mempertontonkan drama-drama sehingga hilanglah kepercayaan masyarakat. Padahal di awal pembentukan kepercayaan pada KPK sangatlah tinggi,” ungkap dia. 

 

Kategori :