Namun, beberapa studi lain tidak menemukan hubungan antara berat badan dan konsumsi MSG dalam jumlah sedang.
3. Tinggi natrium
Salah satu efek samping yang paling mengkhawatirkan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Satu porsi mi instan bisa mengandung lebih dari setengah asupan natrium harian yang direkomendasikan.
Menurut Journal of the American College of Cardiology, asupan natrium yang berlebihan dikaitkan dengan kerusakan organ dan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung, dan strok.
Bagi orang dengan kondisi jantung yang sudah ada atau mereka yang rentan terhadap tekanan darah tinggi, mengonsumsi mi instan secara teratur bisa memperburuk kondisi ini dan menyebabkan komplikasi kardiovaskular yang parah.
4. Terbuat dari tepung putih (maida)
Mi instan terutama terbuat dari maida, sejenis tepung putih yang diproses secara berlebihan. Maida rendah serat makanan dan nutrisi penting dibandingkan dengan biji-bijian utuh.
Mengonsumsi maida dalam jumlah besar bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sehingga sangat merugikan bagi penderita diabetes atau resistensi insulin.
Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit diabetes tipe 2.
5. Risiko kesehatan yang potensial
Di luar masalah nutrisi langsung, konsumsi mi instan secara teratur menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang yang potensial.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Nutrition Research and Practice menunjukkan bahwa seringnya konsumsi mie instan bisa dikaitkan dengan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gula darah tinggi (diabetes), kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol abnormal. (jp)