koranradarlebong.co- Dalam dunia kesehatan, istilah you are what you eat bukan sekadar slogan. Apa yang kita konsumsi sehari-hari sangat memengaruhi kualitas hidup, termasuk angka harapan hidup.
Berdasarkan studi dari University of Michigan, Amerika Serikat, terdapat sejumlah makanan yang terbukti secara ilmiah dapat memperpendek umur jika dikonsumsi secara berlebihan.
Penelitian tersebut menggunakan Health Nutritional Index untuk menganalisis lebih dari 5.800 jenis makanan.
Setiap makanan diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: zona hijau (makanan sehat), kuning (dampak sedang), dan merah (makanan tidak sehat).
BACA JUGA:3 Manfaat Buah Naga, Bikin Kanker Ogah Menyerang
Klasifikasi ini memberikan gambaran konkret tentang dampak makanan terhadap kesehatan dan umur panjang.
1. Minuman Bersoda dan Minuman Manis
Minuman manis seperti soda, minuman berenergi, dan jus kemasan termasuk dalam kategori makanan yang memperpendek umur. Mengonsumsi satu kaleng soda saja diklaim dapat mengurangi usia hingga 12 menit.
Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam minuman tersebut yang memicu obesitas, diabetes tipe 2, serta penyakit jantung.
Selain itu, kandungan zat aditif seperti pemanis buatan dan pewarna sintetis juga berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis.
2. Daging Olahan: Sosis, Nugget, dan Bacon
Daging olahan seperti sosis, nugget, bacon, dan ham memiliki dampak besar terhadap penurunan angka harapan hidup. Studi menyebutkan bahwa satu porsi sosis berukuran 61 gram dapat mengurangi 36 menit hidup seseorang.
Ini disebabkan oleh kandungan sodium yang tinggi, lemak jenuh, serta bahan pengawet seperti nitrit dan nitrat yang berpotensi karsinogenik. Konsumsi rutin daging olahan juga meningkatkan risiko kanker kolorektal dan penyakit jantung.
3. Keripik dan Makanan Ringan Ultra-Olahan
Keripik kentang, biskuit kemasan, dan berbagai makanan ringan cepat saji umumnya tinggi lemak trans, sodium, serta aditif sintetis. Makanan jenis ini termasuk dalam kategori ultra-processed foods yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, menurut jurnal British Medical Journal.