RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Demam berdarah (DBD) menjadi salah satu penyakit yang paling sering terjadi selama musim hujan, terutama di Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Periode Januari hingga Maret biasanya menjadi puncak kasus, karena curah hujan tinggi menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Gejala DBD dapat muncul dengan sangat cepat.
BACA JUGA:Musim Penghujan, Warga Diimbau Waspada DBD
Salah satu ciri khasnya adalah demam tinggi yang tiba-tiba, sering mencapai 39°C dalam waktu kurang dari 12 jam.
Selain itu, pasien mungkin mengalami sakit kepala, mual, dan nyeri di belakang mata.
"Jika Anda atau keluarga periksakan diri ke dokter untuk diagnosis dini," ungkap seorang pakar kesehatan.
Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti perdarahan atau tekanan darah rendah.
BACA JUGA:Puskesmas Imbau Masyarakat Lakukan Pencegahan DBD Selama Musim Penghujan
Penting untuk membedakan DBD dengan tifus, yang juga umum terjadi di Indonesia.
Pada tifus, demam biasanya meningkat secara bertahap selama beberapa hari dan sering disertai masalah pencernaan seperti diare atau sembelit.
Berbeda dengan DBD yang menyerang pembuluh darah, tifus disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk melalui makanan atau air.
Dengan memahami perbedaannya, langkah pengobatan dapat dilakukan lebih tepat.
Selain itu, terdapat beberapa mitos tentang pengobatan DBD yang perlu diluruskan.