RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Setiap tahun, tradisi adat Kedurai Apem selalu dirayakan oleh masyarakat Kecamatan Lebong Tengah dan Bingin Kuning.
Adat ini merupakan bagian dari warisan leluhur yang terus dipertahankan oleh warga setempat sebagai bentuk pelestarian budaya.
Hal ini ditegaskan Pjs Kepala Desa Semelako Atas, Desi Manurung kepada Radar Lebong, kemarin (9/10).
"Budaya adalah warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Kedurai Apem ini adalah salah satu bentuk tradisi yang menunjukkan kekuatan budaya gotong royong masyarakat. Kami sudah melaksanakan adat ini berkali-kali, dan itu merupakan bagian dari sejarah kita yang tak terpisahkan," ujar Desi Manurung.
Baca Juga: Tingkatkan Kerjasama, Pendamping Kabupaten Koordinasi dengan Kecamatan
Adat Kedurai Apem digelar sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan harapan agar rezeki yang diperoleh warga berlimpah, terutama menjelang musim tanam padi.
Desi juga menekankan bahwa pelaksanaan tradisi ini bukan hanya ritual budaya, tetapi juga sebagai bentuk keyakinan untuk menghadapi musim tanam pertama (MT1) dan melawan mitos kegagalan musim tanam kedua (MT2).
"Kami berharap melalui Kedurai Apem ini, rezeki masyarakat semakin melimpah, terutama dalam hasil pertanian padi. Mitos tentang ketidakmungkinan suksesnya MT2 sudah terbantahkan dengan bukti nyata di lapangan," tambahnya.
Desi juga menegaskan pentingnya melestarikan tradisi Kedurai Apem karena tradisi tersebut merupakan cerminan kearifan lokal yang diciptakan oleh nenek moyang untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya tinggi dan cerdas.
"Tradisi ini menunjukkan bahwa budaya adat adalah hasil karya cipta manusia yang bertujuan menciptakan masyarakat beradat dan semakin tinggi nilai budayanya," pungkasnya.