RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Angin duduk sering dianggap sama dengan serangan jantung, padahal keduanya berbeda.
Dilansir dari kanal Youtube@DokterVito, dr. Vito Damay, Sp.JP(K), M.Kes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC , Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Siloam dalam artikel ini menjelaskan perbedaan, gejala, dan tindakan pertolongan pertama yang tepat. Temukan juga pentingnya pemeriksaan rutin dan pengendalian faktor risiko untuk kesehatan jantung yang optimal.
Apa Itu Angin Duduk?
Angin duduk adalah istilah yang sering digunakan dalam bahasa sehari-hari di Indonesia untuk menggambarkan rasa tidak nyaman di dada yang dianggap mirip dengan gejala serangan jantung.
BACA JUGA:Reshuffle Kabinet Indonesia Maju 2024: Siapa Saja Menteri Baru yang Dilantik?
Namun, istilah ini tidak dikenal dalam terminologi medis resmi. Banyak orang sering mengasosiasikan angin duduk dengan gejala yang lebih umum seperti pegal-pegal atau masuk angin.
Perbedaan Antara Angin Duduk dan Serangan Jantung
Angina Pectoris dan Serangan Jantung
Istilah medis yang paling mendekati angin duduk adalah angina pectoris, yang merupakan nyeri dada akibat penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner pada jantung.
BACA JUGA:Bahaya Terlalu Sering Mengkonsumsi Mie Instan
Angina pectoris dapat dirasakan sebagai tekanan atau nyeri di dada dan seringkali disertai dengan sesak napas. Gejala ini bisa berbeda-beda pada setiap orang, dan kadang-kadang dapat disertai dengan keringat dingin atau mual.
Gejala Serangan Jantung yang Tidak Tipikal
Serangan jantung tidak selalu menampilkan gejala klasik seperti nyeri dada yang tajam. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang lebih ringan seperti rasa mual, keringat dingin, atau rasa tidak nyaman yang mirip dengan sakit maag.
Gejala ini bisa membingungkan dan sering kali dianggap sebagai kondisi lain, padahal bisa jadi merupakan tanda serangan jantung.
BACA JUGA:Cara Membedakan Uang Asli dan Palsu: Panduan Praktis