Mempelajari, Memahami dan Mengamalkan Al Quran Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Drs. H. Dalmuji Suratno-(ist/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sebagaimana dijelaskan pada artikel terdahulu Alqur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantaraan Malaikat Jibril.
Sebagai kitab suci maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mempelajari, memahami dan mengamalkannya karena hanya dengan jalan itulah maka fungsi Alqur’an sebagai pedoman/petunjuk kehidupan seorang muslim dapat terwujud yaitu mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat.
Alqur’an juga disebut Alfurqan yang artinya pembeda (antara yang hak dan yang bathil), sebagai Firman Allah yang artinya : “......Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah berpuasa dibulan itu....”. QS:Al-Baqarah (2) 185.
Sekali lagi momen puasa Ramadhan menjadi demikian istimewa karena didalamnya diturunkan Alqur’an, bahkan hampir dipastikan turunnya Kitab-kitab sebelum Alqur’an juga diturunkan pada bulan Ramadhan.
Baca Juga: Ramadhan, Momen Tepat Berhenti Merokok
Alqur’an sebagai Kitab sucinya Umat Islam yang berisikan aqidah, akhlak, syariah (hukum), shiroh (sejarah), ibadah dan muamalah telah dijamin oleh Allah SWT mampu menjadikan Islam sebagai Rahmatal lil ‘alamin.
Hal ini berarti pula bahwa Islam sebagai wahyu Allah SWT yang membawa para Rasul hingga Rasul Akhir Zaman Nabi Muhammad saw adalah ajaran yang mengandung hidayah, penyerahan diri, rahmat, kemaslahatan, keselamatan dan kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat.
Pemahaman Alqur’an sebagi Alfurqan pembeda (antara yang hak dan yang bathil), memberikan pedoman dan bimbingan yang sangat mendasar pada umat manusia pada tataran perintah dan larangan, halal dan haram, baik dan buruk, benar dan salah secara tegas dan jelas seiring dengan sifat dan kodrat manusiah yang dhaif yaitu banyak dosa dan kekhilafan.
Persoalannya adalah sejauh mana peran Alqur’an benar-benar telah menjadi pedoman hidup Umat Islam dalam prakteknya di lapangan...? walaupun belum ada penelitian yang valid, namun disinyalir bahwa pada saat ini umat Islam yang bisa membaca dan faham Alqur’an jumlahnya sangat sedikit, dan kalau di tuliskan dengan angka persentase masih dibawah 25 % atau bahkan lebih rendah lagi.
Kondisi ini sangat memprihatinkan bila dilihat dari jumlah umat Islam Dunia yang hampir mencapai angka dua (2) milyar atau di Indonesia Umat Islam sebesar 88 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Situasi ini sangat ironis dan menjadikan umat Islam di Dunia dan di Indonesia Khususnya posisinya menjadi sangat lemah akibat dari Umat Islam itu sendiri yang tidak istiqamah berpegang pada Alqur’an dan Sunnah.
Jelas sudah kehawatiran Rasulullah saw dalam salah satu hadits yang artinya : “Nanti tiba suatu masa setelah sepeninggalku umat Islam akan diperebutkan bagaikan hidangan yang diperebutkan oleh sekelompok manusia kelaparan, sahabat bertanya; apaakah saat itu kami sedikit ya Rasulullah....?, maka Rasulullah memjawab tidak, pada saat itu umat Islam sangat banyak, tapi keberadaannya bagaikan buih di lautan yang diombang-ambingkan ombak kesana kemari”.
Mencermati kondisi di atas maka umat Islam harus sadar dan bangkit untuk dapat memahami dan menjalankan syariat Islam dengan benar dan konsekuen.
Pendidikan tahfidz Alqur’an menjadi salah satu solusi dari kondisi yang sedemikian itu, akan tetapi pemahamannnya bukan sekedar sampai pada tataran menghafalkan Alqur’an saja, melainkan Alqur’an harus benar-benar mampu dipahami dan diamalkan seiring dengan perkembangan zaman saat ini.