Meski DBD Meningkat, Lebong Buktikan Nol Kasus Malaria
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Meskipun Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong dalam setiap tahunnya mencatat peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Namun dibalik itu ternyata Kabupaten Lebong eliminasi kasus Malaria. Kasus ini nihil berdasarkan Sertifikat Eliminasi Malaria yang diterima dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Febria Mandrka, SKM, didampingi Sub. Koordinasi PIP, Hendri, S.kep.
"Iya, sejak tahun 2015 hingga 2024 Kabupaten Lebong dinyatakan eliminasi atau nihil kasus malaria. Ini juga dibuktikan dengan adanya sertifikat eliminasi malaria yang diberi Kemenkes RI kepada Dinkes Lebong," ujar Hendri pada Selasa (20/2).
Baca Juga: Hujan Beberapa Jam, Longsor Hantam 2 Rumah Warga
Lebih jauh, dijelaskannya, Malaria adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk.
"Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, tapi penyakit malaria juga bisa sembuh secara total bila diatasi dengan tepat. Namun jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian," jelasnya.
Masih kata Hendri, kendatipun sudah 9 tahun kasus penderita Malaria di Kabupaten Lebong tidak ditemukan, diharapkan status eliminasi malaria ini bisa terus di pertahankan.
Untuk itulah, pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat dan perangkat desa hingga kelurahan lebih aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan, dikarenakan Kabupaten tetangga masih diketemukan penderita malaria.
"Penyakit malaria ini juga ditularkan melalui gigitan nyamuk, upaya paling efektik pencegahannya adalah dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal," lanjutnya.
Dai menambahkan, bahwa Puseksmas mempunyai tugas pokok seperti promosi dan pencegahan penyakit selalu menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan.
Terlebih lagi, para petugas di Puskesmas juga sudah mengikuti pelatihan tentang pencegahan malaria serta pemetaan vector di wilayah kerja masing-masing.
"Kami berharap seluruh Puskesmas terus berperan aktif untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, karena ditahun 2024 ini Kemenkes mentargetkan 60x Puskesmas sudah melakukan pemetaan vector dan perindukan nyamuk," demikian Hendri. (*)