BGN Gelar Bimtek untuk 35.000 Penjamah Pangan MBG

BGN Gelar Bimtek untuk 35.000 Penjamah Pangan MBG-foto :jpnn.com-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bagi 35.000 penjamah pangan makan bergizi gratis (MBG) di 38 kabupaten dan kota di Pulau Jawa di Kabupaten Lumajang tanggal 25-26 Oktober 2025.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas penjamah pangan dalam menerapkan praktik pengolahan pangan yang aman, bersih, dan bergizi, untuk mendukung kesehatan masyarakat yang lebih baik. “Bimbingan teknis ini adalah wujud komitmen BGN bersama jajaran Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan keterampilan penjamah pangan. Hal ini bertujuan menghasilkan pangan siap saji yang aman dan bergizi, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat," kata Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II Nurjaeni.

Bimbingan teknis ini menitikberatkan pada beberapa materi utama, yaitu pembersihan dan sanitasi peralatan, pemeliharaan lingkungan kerja serta pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, pengendalian cemaran pangan, higienitas dan proses produksi pangan siap saji yang aman. Peserta bimtek mendapatkan pelatihan mengenai pemilihan bahan pembersih dan sanitizer yang food grade sesuai standar agar tidak menimbulkan residu berbahaya. Proses pembersihan dijelaskan secara detail meliputi scraping (mengikis sisa makanan), pencucian dengan deterjen, pembilasan, penyemprotan sanitizer, dan pengeringan peralatan. 

Penjamah diajarkan menyimpan peralatan di tempat yang higienis seperti rak dengan jarak aman dari lantai, dinding, maupun langit-langit, untuk menghindari kontaminasi silang. "Sanitasi rutin pada permukaan kerja dilakukan minimal sebelum dan sesudah proses produksi menggunakan kain lap dan sanitizer berbasis alkohol 70%," kata Nurjaeni.

Penjamah pangan juga diberi pemahaman pentingnya membersihkan dan mensanitasi lingkungan kerja secara berkala meliputi lantai, dinding, ventilasi, jendela, dan fasilitas pendukung seperti toilet serta tempat sampah tertutup yang harus dikosongkan minimal setiap 24 jam.

Pengendalian vektor penyakit (lalat, kecoa, tikus) dilakukan dengan membatasi akses masuknya lewat perbaikan bangunan, pemasangan kawat kasa, inspeksi tanda-tanda keberadaan hama, dan pembersihan rutin area kerja. Penggunaan pestisida di area pengolahan tidak diperbolehkan, sebagai gantinya digunakan jebakan hama. Para penjamah juga dididik mengenali berbagai jenis cemaran pangan: biologis, kimiawi, dan fisik serta cara menghindarinya. "Kebersihan diri, kebersihan bahan baku, peralatan, dan lingkungan kerja menjadi kunci utama mencegah terjadinya kontaminasi," sambung Nurjaeni. Penggunaan bahan kimia pembersih harus sesuai takaran dan prosedur untuk menghindari residu berbahaya pada pangan. Pelatihan mencakup tahapan mulai dari pemilihan bahan baku yang layak, penyimpanan bahan dengan cara benar agar terhindar dari kontaminasi, sampai proses memasak dan pengemasan makanan siap saji secara higienis. Prinsip sanitasi diterapkan ketat di seluruh lini produksi untuk menjaga mutu dan keamanan produk hingga sampai ke konsumen. Selain materi teknis pengolahan dan sanitasi, bimbingan teknis ini juga menekankan pentingnya menjaga higienitas pribadi bagi setiap penjamah pangan. Penjamah pangan diwajibkan untuk selalu menjaga kebersihan diri, karena kesehatannya sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan yang diolah.

Penjamah pangan diwajibkan menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memegang bahan pangan, memakai pakaian kerja bersih dan alat pelindung diri, menjaga kondisi kesehatan dengan tidak bekerja saat sakit, menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, dan menjaga kuku tetap bersih serta tidak memakai perhiasan untuk mencegah kontaminasi. Menjaga higienitas perorangan adalah pondasi utama dalam menciptakan pangan siap saji yang aman dan berkualitas. Kedisiplinan dan kesadaran setiap penjamah pangan menjadi kunci keberhasilan pengendalian risiko cemaran pangan. BGN menegaskan lima prinsip keamanan pangan yang wajib dijalankan oleh seluruh penjamah pangan MBG: 1. Kebersihan – Menjaga kebersihan diri, peralatan, dan lingkungan pengolahan secara konsisten. 2. Pisahkan Bahan Pangan – Memisahkan bahan mentah dan matang untuk mencegah kontaminasi silang. 3. Masak dengan Matang – Memastikan proses memasak hingga suhu aman untuk membunuh mikroorganisme patogen. 4. Simpan dengan Benar – Menyimpan bahan dan produk pada suhu dan tempat yang tepat dan bersih. 5. Gunakan Air dan Bahan yang Aman – Memastikan air dan bahan baku bersih bebas dari cemaran. (rhs/jpnn)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan