Kejari Lebong Sorot Proyek Rp 4,9 Miliar Sport Center Hatta

Proyek Sport Center Lapangan Hatta berpotensi naik penyidikan jika ditemukan Kerugian Negara.-foto :amri rakhmatullah/radarlebong-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO —Kasus robohnya atap tribun Sport Center Lapangan Hatta di Desa Kampung Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara, kini menjadi perhatian serius Kejaksaan Negeri (Kejari) Lebong.
Proyek bernilai Rp 4,9 miliar itu berpotensi naik ke tahap penyidikan jika hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) membuktikan adanya kerugian negara.
Kasi Pidsus Kejari Lebong, Robby Rahditio Dharma, SH, MH, mengungkapkan bahwa hingga kini pihaknya masih menunggu hasil resmi audit BPKP Bengkulu. Audit tersebut meliputi perhitungan volume pekerjaan yang belum dibayarkan dan verifikasi potensi kerugian negara.
“Kami masih menunggu hasil resmi dari BPKP. Setelah hasilnya keluar, akan kami bandingkan dengan temuan lapangan agar tidak terjadi tumpang tindih data,” jelas Robby.
BACA JUGA:Diterjang Angin, Atap Tribun Sport Center Roboh
Robby menambahkan, penyidik juga tengah mendalami laporan masyarakat terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Sport Center tersebut. Seluruh dokumen kontrak, data teknis, hingga nama pihak terkait telah dikantongi penyidik.
“Kalau nanti ditemukan item pekerjaan yang tidak sesuai dan menimbulkan kerugian negara, kami akan naikkan ke tahap penyidikan. Semua laporan masyarakat pasti kami tindak lanjuti,” tegasnya.
Menurut Robby, kondisi bangunan yang kini rusak parah menjadi bukti lemahnya pengawasan dan buruknya mutu pekerjaan. Padahal, proyek tersebut baru selesai dibangun dan bahkan belum diserahterimakan.
“Bangunan baru saja sudah rusak dan atapnya roboh, jelas ada masalah serius. Bisa di tahap perencanaan, pelaksanaan, atau pengawasan,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Kejari Lebong telah memutus pendampingan hukum (Datun) terhadap proyek Sport Center itu sejak 12 Desember 2024. Keputusan diambil setelah tim jaksa pendamping menemukan indikasi kuat adanya pelanggaran teknis di lapangan.
“Kami menarik pendampingan karena kualitas pekerjaan tidak memenuhi standar dan terjadi keterlambatan signifikan. Kami tidak mau ikut menanggung risiko proyek bermasalah,” kata Robby.
Dari hasil pantauan, ditemukan berbagai kerusakan di area bangunan, mulai dari dinding retak, lantai lapangan terkelupas, hingga pondasi bagian depan yang pecah. Bagian atap tribun yang roboh berukuran sekitar 17 meter panjang dan 6,5 meter lebar dengan beban mencapai dua ton, namun hanya ditopang beberapa baut berdiameter 16 milimeter.
Warga sekitar mengaku sudah lama melihat genangan air di atas atap tribun sebelum kejadian, menandakan kualitas bangunan yang buruk. Hingga berita ini diturunkan, pihak rekanan proyek belum memberikan keterangan resmi.
Masyarakat mendesak agar dilakukan investigasi menyeluruh terhadap proyek Sport Center tersebut. Mereka menilai, proyek bernilai miliaran rupiah itu dikerjakan asal-asalan dan terkesan hanya mengejar keuntungan pribadi tanpa memikirkan keselamatan publik.