Vivo dan BP Beri Sinyal Sepakat Beli BBM Pertamina

Pertamina memberikan sinyal bahwa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Vivo dan BP sepakat melanjutkan kerja sama impor BBM murni. -Foto: Antara-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - PT Pertamina Patra Niaga memberikan sinyal bahwa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Vivo dan BP sepakat melanjutkan kerja sama impor BBM murni.
Hal itu diungkapkan langsung PJ Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun kepada ANTARA dari Jakarta, Senin (6/10).
“Vivo, APR, dan AKR (SPBU BP) sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar Niaga Roberth.
Dia mengatakan dari pembahasan kerja sama impor BBM itu adalah kesepakatan ihwal dokumen pernyataan dalam rangka menjaga Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi, seperti pernyataan antimonopoli, pencucian uang, penyuapan dan lain-lain.
Selain itu, badan usaha pengelola SPBU swasta nantinya akan menyampaikan kebutuhan komoditi yang dibutuhkan, membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum.
“Selanjutnya, Pertamina akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang dapat memenuhi 'requirement' semua BU dan 'key term', termasuk 'joint surveyor', untuk dikonfirmasi oleh BU (badan usaha,red.) swasta terkait,” ujar dia.
Apabila badan usaha swasta setuju, lanjut Roberth, maka akan dilaksanakan proses pengadaan komoditi tersebut melalui sistem lelang.
Pemenang pengadaan akan disampaikan kepada badan usaha swasta dalam lingkup penyedia kargo, harga terbaik, dan volume kargo.
Setelah menuai kesepakatan badan usaha swasta ihwal pemenang pengadaan, maka akan dibicarakan terkait aspek komersial dan inspeksi bersama yang dilakukan.
“Selanjutnya, tahap akhir adalah pengiriman kargo yang sudah disepakati sekitar pekan ketiga Oktober,” kata Roberth.
Roberth menekankan bahwa proses tersebut berjalan dengan kesepakatan dari tiga badan usaha swasta tersebut, sebab pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama dan tidak terpisah-pisah.
Di sisi lain, Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan karena Shell perlu berkoordinasi dengan kantor pusat, sedangkan Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November sebab masih memiliki stok yang memadai.
“Semangat kolaborasi berdasarkan niat baik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat ini untuk disikapi dengan bijak dan positif, sesuai arahan dari pemerintah,” katanya. (jp)