Dikbud Minta Pengelola MBG Pedomani SOP

MBG: Penyidik Polres Lebong bersama mabes Polri saat melakukan pengecekan ke dapur MBG yang di kelola SPPG di kecamatan Lebong Sakti beberapa waktu lalu. -(dok/rl)-

LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lebong menegaskan agar pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh sekolah benar-benar dijalankan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari peristiwa keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dan sejumlah guru di wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

Kasus keracunan yang menggemparkan masyarakat Lebong itu terjadi saat pelaksanaan kegiatan MBG di beberapa sekolah.

Sebanyak 467 siswa dan 3 guru dilaporkan mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah mengonsumsi makanan yang disajikan melalui program tersebut.

Baca Juga: 25 Persen Sekolah di Lebong dalam Kondisi Mengkhawatirkan

Para korban segera dilarikan ke RSUD Lebong untuk mendapatkan perawatan intensif. Beruntung, setelah mendapat penanganan medis, kondisi mereka berangsur membaik dan seluruh korban dinyatakan stabil.

Menanggapi kejadian tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dikbud Kabupaten Lebong, Fakhrurrozi, S.Sos, M.Si, menyampaikan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan MBG.

Ia menegaskan, program ini pada dasarnya bertujuan baik, yaitu untuk mendukung gizi siswa agar lebih fokus dalam belajar.

Namun, tanpa pengawasan yang ketat dan pelaksanaan yang sesuai aturan, tujuan tersebut justru bisa berbalik menjadi bumerang.

"Ke depan kami meminta kepada seluruh pengelola program MBG agar lebih berhati-hati dan berpedoman pada SOP yang berlaku. Setiap bahan makanan yang digunakan harus benar-benar diperiksa kualitas dan kebersihannya sebelum disajikan kepada siswa," ujar Fakhrurrozi. 

Ia menambahkan, pihaknya juga akan memperkuat pengawasan lintas sektor dengan melibatkan sekolah, penyedia makanan, serta instansi pengawas kesehatan.

Lebih lanjut, Fakhrurrozi menekankan pentingnya koordinasi dan sinergi antar-stakeholder, mulai dari sekolah, penyedia jasa katering, hingga dinas kesehatan.

Menurutnya, komunikasi yang baik antar pihak terkait akan membantu memastikan setiap tahap pelaksanaan MBG berjalan sesuai harapan dan bebas dari kesalahan fatal. 

"Program MBG ini merupakan wujud perhatian pemerintah terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa. Jadi, seluruh pihak harus menjaga agar pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah baru," tegasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan