Baru 50 Persen Petani di Bingin Kuning Turun Tanam, Penyuluh Minta Percepatan

Bibit: Terlihat bibit padi diwilayah kecamatan Bingin Kuning Yang telah siap tanam.-(carles/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Hingga pertengahan September 2025, baru sekitar 50 persen petani di wilayah Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, yang telah memulai kegiatan penyemaian hingga turun tanam dalam rangka musim tanam pertama tahun 2025.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Koordinator Penyuluh (Korlu) Bingin Kuning, Reti Puspita, SP, yang mengimbau petani agar segera mempercepat proses pembersihan lahan sawah untuk menghindari keterlambatan tanam.

Reti menjelaskan bahwa jika petani terus menunda membersihkan lahan, maka pertumbuhan rumput akan semakin tinggi dan menyulitkan proses tanam.

Akibatnya, biaya operasional akan meningkat, baik dari segi tenaga kerja, penggunaan alat, hingga kebutuhan modal. Ia menargetkan seluruh proses tanam dapat diselesaikan paling lambat akhir Oktober 2025.

Baca Juga: Telaga Putri 7 Warna, Potensi Objek Wisata Unggulan Lebong

"Kita minta agar petani lebih tanggap menyambut musim tanam ini. Jika terus dibiarkan, rumput akan semakin tinggi dan membuat pekerjaan lebih berat. Akhirnya bukan hanya waktu yang terbuang, tapi juga biaya tambahan yang besar," kata Reti.

Menurut data dari Reti, total lahan sawah di Kecamatan Bingin Kuning mencapai sekitar 1.200 hektare, namun hingga saat ini baru sekitar 600 hektare yang telah ditanami atau dalam tahap penyemaian.

Kondisi ini memerlukan perhatian bersama, agar target musim tanam pertama tahun 2025 tidak tertunda dan produktivitas pertanian tidak terganggu.

Reti tidak menampik bahwa banyak petani menghadapi kendala, terutama dalam hal modal, baik untuk upah pekerja, sewa alat, maupun pembelian bahan baku pertanian.

Namun demikian, ia mendorong petani agar tetap mulai bekerja secara bertahap, bahkan dengan sistem bergotong royong atau berguyur seperti yang selama ini menjadi budaya di desa.

"Modal memang menjadi tantangan utama. Tapi jika tidak dilakukan apa-apa, justru akan mempersulit petani sendiri nantinya. Kami menyarankan agar dikerjakan bertahap, sedikit demi sedikit, daripada menunggu sampai lahan dipenuhi semak," jelasnya.

Reti juga menekankan pentingnya komunikasi antara kelompok tani, pemerintah desa, dan penyuluh pertanian. Ia berharap adanya kerja sama lintas sektor agar percepatan tanam dapat tercapai.

Selain itu, Dinas Pertanian juga diminta terus memantau perkembangan di lapangan agar kendala-kendala yang dihadapi petani bisa segera dicarikan solusi.

"Musim tanam ini krusial. Jangan sampai kita tertinggal dari wilayah lain. Kami harap para kepala desa juga ikut mengingatkan warganya untuk segera bergerak," tutup Reti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan