Baru 4 Desa Tangguh Bencana di Lebong, Daerah Rawan Bencana Capai 32.604 Hektare

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kabupaten Lebong dihadapkan pada tantangan besar dalam pengurangan risiko bencana. Meski wilayah rawan bencana di daerah ini mencapai 32.604 hektare, hingga saat ini baru empat desa yang dinyatakan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana).
Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat sebagian besar wilayah Lebong memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana alam, terutama longsor dan banjir.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, penetapan empat desa sebagai Destana merupakan bagian dari upaya preventif untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.
Keempat desa tersebut adalah Desa Kota Donok dan Desa Suka Sari di Kecamatan Lebong Selatan, Desa Lebong Donok di Kecamatan Lebong Utara, serta Desa Lemeu di Kecamatan Uram Jaya.
Baca Juga: Distribusi DHKP dan SPPT PBBP2 Tuntas, Segera Tagih!
Plt. Pelaksanaan BPBD Lebong, Tantawi, SP, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lebong, Andri Gromiko, menjelaskan bahwa pembentukan Destana ini mengacu pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana.
Tujuan utama dari pembentukan Destana adalah menciptakan masyarakat desa yang memiliki kapasitas dalam mengelola risiko bencana, mulai dari upaya pencegahan, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana.
"Desa-desa yang sudah ditetapkan sebagai Destana telah mengikuti pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana. Harapannya, ketika bencana benar-benar terjadi, masyarakat bisa bersikap tenang, cepat tanggap, dan mampu mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa maupun kerugian material," jelas Andri Gromiko.
Namun, langkah ini dinilai masih jauh dari cukup. Dengan luasan wilayah rawan bencana yang mencapai lebih dari 32.000 hektare dan tersebar di hampir semua kecamatan di Lebong, jumlah desa tangguh yang baru empat ini menunjukkan kesenjangan besar dalam kesiapsiagaan bencana.
Terlebih, Kecamatan Pinang Belapis tercatat sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi, dengan luas area rawan longsor mencapai lebih dari 16.000 hektare.
"Kondisi geografis Kabupaten Lebong yang terdiri dari perbukitan dan aliran sungai menjadikan daerah ini sangat rentan terhadap bencana alam, khususnya saat musim hujan tiba," ungkap Andri.
Lebih lanjut, dalam beberapa tahun terakhir, Lebong beberapa kali dilanda banjir dan longsor yang menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan bahkan menimbulkan korban jiwa.
Ia berharap, pembentukan Destana bisa diperluas ke desa-desa lain yang masuk dalam zona rawan bencana.
Namun, hal ini memerlukan dukungan penuh dari pemerintah daerah, stakeholder terkait, dan tentu saja partisipasi aktif masyarakat.