Penyebab Keracunan MBG Belum Terbongkar, Pengawasan Dapur Diperketat, Tunggu Hasil BPOM

Dapur: Beginilah penampakan dapur SPPG di kecamatan Lebong Sakti pasca di pasang garis Police Line oleh pihak Polres Lebong.-(dok/rl)-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Hingga minggu ( 31/8), penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kabupaten Lebong, Bengkulu, usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) belum terbongkar.
Pasalnya, hingga kini masih menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait sampel makanan yang diduga menjadi penyebab kejadian.
Sebelumnya, penyidik sudah memasang garis polisi di dapur penyedia MBG di Kecamatan Lebong Sakti.
Selain itu, sejumlah pihak yang berkaitan dengan aktivitas dapur juga telah dimintai keterangan. Namun, pemeriksaan tersebut masih bersifat awal.
Baca Juga: FUN RUN Hari Bhakti Adhyaksa Ke-80 Meriah, Bupati Lebong: Simbol Sportivitas & Kebersamaan
“Untuk saat ini kami belum bisa menyimpulkan apa pun. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM. Jadi, belum bisa bertindak lebih lanjut sebelum ada kepastian penyebab keracunan tersebut,” jelas Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani, SH, S.IK.
Ia menegaskan, hasil pemeriksaan ahli sangat dibutuhkan agar penanganan kasus dapat dilakukan sesuai prosedur.
Sementara itu, dalam rapat evaluasi yang digelar Jumat (29/8), Pemerintah Kabupaten Lebong bersama unsur terkait sepakat menghentikan sementara program MBG selama satu hingga dua bulan ke depan.
Langkah ini diambil guna melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyedia layanan MBG agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
“Telah disepakati, program MBG dihentikan sementara untuk evaluasi, khususnya terhadap pihak penyedia,” kata Bupati Lebong, H. Azhari, SH, MH.
Bupati Azhari menambahkan, Pemkab juga akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang melibatkan unsur Forkopimda untuk memperketat pengawasan program MBG.
Satgas ini akan turun langsung melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah agar pelaksanaan MBG ke depan tetap berjalan baik.
“Memang sosialisasi ini berat, sebab kejadian kemarin sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, kita harus bersama-sama memberi pemahaman bahwa program MBG merupakan program baik dari Presiden untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak. Guru-guru juga berperan penting memberikan pemahaman tersebut kepada pelajar,” tutup Bupati Azhari.
Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono menegaskan, pengawasan dapur MBG harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari proses pengolahan makanan, kebersihan dapur, hingga distribusi.