Dari Arafah ke Asyura: Dua Titik Ketaatan

Puasa Arafah dan Asyura.-foto: net-

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR. Muslim, no. 1163)

Imam An-Nawawi menyimpulkan bahwa ini menunjukkan keutamaan besar puasa sunnah di bulan Muharram. Maka, siapa yang menutup tahun dengan puasa Dzulhijjah dan membuka tahun dengan puasa Muharram, berarti telah mengisi awal dan akhir tahun dengan ketaatan.

“Barangsiapa yang memulai dan mengakhiri sesuatu dengan kebaikan, maka diharapkan seluruh pertengahannya akan dicatat sebagai kebaikan.”

Dua Momentum Besar

Rasulullah ﷺ bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Puasa hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sedangkan puasa hari Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.”

(HR. Muslim, no. 1162)

Mengapa Arafah lebih utama? Karena hari Arafah adalah harinya Nabi Muhammad ﷺ, sedangkan Asyura adalah harinya Nabi Musa dan Nabi Nuh ‘alaihimassalam. Maka keutamaannya pun berbeda, sesuai dengan maqam kenabian masing-masing.

Asal-usul Puasa Asyura: Warisan Para Nabi

Ibnu Abbas RA meriwayatkan:

قَدِمَ النَّبِيُّ ﷺ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Ketika Nabi tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini hari Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur.’ Lalu Nabi berkata, ‘Aku lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian.’ Maka beliau berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk ikut berpuasa.”(HR. Bukhari, no. 3943).

Riwayat lain menyebutkan bahwa pada hari itu pula kapal Nabi Nuh berlabuh di Gunung Judi, dan beliau juga berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan