Stunting di Lebong Memprihatinkan, Ribuan Balita Belum Diperiksa

Stunting di Lebong Memprihatinkan, Ribuan Balita Belum Diperiksa-tangkapan layar-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong mencatat angka stunting di wilayah Lebong masih cukup memprihatinkan.
Hingga Maret 2025, sebanyak 108 balita diketahui mengalami stunting. Bahkan, dari jumlah tersebut, 4 balita di antaranya terindikasi mengalami stunting dengan penyakit penyerta berupa cerebral palsy, yang membuat penanganannya menjadi jauh lebih sulit.
Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Kabid Kesmas Dinkes) Lebong, Sumarni, SKM, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan pemeriksaan dan pengukuran tumbuh kembang terhadap 6.733 balita di seluruh wilayah Kabupaten Lebong.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Sumarni, SKM,-foto :adrian roseple/radarlebong-
Namun hingga akhir Maret 2025, baru 3.441 balita yang rutin menjalani pemeriksaan di posyandu maupun puskesmas, sementara 3.293 balita lainnya belum terjaring pemeriksaan.
BACA JUGA:Pemdes Danau Liang Bersama TP-PKK Lebong, Salurkan PMT untuk Balita dan Ibu Hamil
"Masih banyak balita yang belum terperiksa karena berbagai kendala di lapangan. Salah satunya, banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak sempat membawa anaknya ke posyandu secara rutin," jelas Sumarni.
Dari data yang dihimpun, Puskesmas Muara Aman mencatat jumlah balita stunting terbanyak, yakni 25 kasus dari 443 balita yang sudah diperiksa.
Sementara, persentase tertinggi angka stunting ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Talang Leak, dimana 9 dari 60 balita yang diperiksa mengalami stunting, atau sekitar 15 persen.
"Kasus stunting terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Muara Aman, sedangkan persentase tertinggi angka stunting ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Talang Leak," terang Sumarni.
Sumarni menegaskan, penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan. Diperlukan peran aktif seluruh pihak, baik pemerintah desa, kader posyandu, hingga kesadaran penuh orang tua agar anak-anak mendapatkan pemeriksaan secara berkala.
"Penanganan stunting butuh kolaborasi lintas sektor. Tanpa keterlibatan semua pihak, akan sulit menekan angka stunting di Lebong," tegasnya.