Minggu, 25 Mei 2025
Network
Beranda
Berita Utama
Bengkulu Utara
Nasional
Pendidikan
Lifestyle
Olahraga
Tubei
Lainnya
Terkini
Berkah Jumat
Berkah Ramadhan
Network
Beranda
Nasional
Detail Artikel
Eksis Belum
Reporter:
|
Editor:
|
Sabtu , 24 May 2025 - 23:08
Dahlan Iskan-foto :disway.id-
eksis belum oleh: dahlan iskan tunduk kepada siapakah perusahaan-perusahaan bumn sekarang ini? ke kementerian bumn atau ke danantara? "tunduk ke dua-duanya," ujar salah satu dari mereka. teorinya begitu. pemegang saham perusahaan bumn memang dua lembaga: danantara dan kementerian bumn. sebenarnya kementerian bumn hanya memegang satu lembar saham saja di masing-masing perusahaan bumn. kalau misalnya pln, pertamina atau perusahaan pertambangan: harus tunduk kepada kementerian esdm. baca juga:eksis belum direksinya harus sering rapat di sana. apalagi kalau jumlah sahamnya miliaran lembar. jumlah saham bank mandiri misalnya, 128 miliar lembar. bisa anda hitung, satu lembar dari 128 miliar lembar itu berapa persennya. hanya segitulah saham kementerian bumn. selebihnya adalah milik danantara. selebihnya lagi milik publik lewat pasar modal. meski begitu ”satu lembar” saham tersebut memiliki kekuatan lebih besar dari yang memegang 128 miliar lembar saham. satu lembar saham itu --begitu kuatnya-- disebut saham merah putih. dalam akta perusahaan sudah disebutkan: saham merah putih memiliki hak veto di perusahaan bumn. artinya, untuk keputusan-keputusan penting pemilik satu lembar saham itu harus setuju. tidak setuju, batal. apakah dengan demikian perusahaan bumn semakin tidak fleksible? kalau dulu hanya punya 'atasan' satu, sekarang punya 'atasan' dua? bukankah pembentukan danantara dimaksudkan agar bumn kita lebih lincah --tidak serba kalah manuver dari swasta? bukankah perubahan uu bumn terbaru juga punya maksud seperti itu? maka kini terserah menteri bumn. apakah ia akan menggunakan kekuasaan satu lembar saham itu untuk menyetujui atau menolak keputusan apa pun. atau, ia akan membatasi diri hanya untuk keputusan-keputusan yang terkait dengan kedaulatan negara saja. misalnya: ketika perusahaan bumn akan melepas saham melebihi 50 persen. selebihnya, biarlah berada sepenuhnya menjadi wewenang danantara. kalau perusahaan bumn masih tunduk pada dua-duanya, bukankah itu justru menambah birokrasi. bukan lagi kian sederhana. kian ruwet. sebenarnya bumn tidak hanya tunduk pada dua lembaga itu. masih juga harus tunduk pada kementerian teknis. misalnya pln, pertamina atau perusahaan pertambangan: harus tunduk kepada kementerian esdm. direksinya harus sering rapat di sana. selain itu masih ada yang satu ini: dpr. direksi bumn sering dipanggil dpr. harus siap dicaci maki di situ --pun untuk yang sangat teknis. setelah ada danantara, apakah dpr masih akan sering memanggil direksi bumn? ataukah hanya akan memanggil danantara? bukankah perusahaan bumn yang lama itu kini hanya berstatus sebagai anak perusahaan danantara? atau dpr masih merasa berkuasa dengan sandaran saham satu lembar itu? harusnya hanya danantara yang dipanggil dpr. selebihnya menjadi urusan dan tanggung jawab danantara sebagai superholding. maka perusahaan bumn itu punya begitu banyak atasan. wajar kalau kalah dengan swasta --yang hanya punya satu atasan: pemegang saham mayoritas. bahkan jangan-jangan danantara pun belum merasa sebagai pemilik perusahaan bumn. saya kaget membaca berita di media senin kemarin: menteri bumn mengganti direksi injourney --holding baru yang membawahkan bandara-bandara bumn se-indonesia. dirut barunya anda sudah tahu: mohamad reza pahlevi. ia sosok yang tepat. yang membuat saya kaget adalah: kenapa yang mengganti direksi itu masih menteri bumn. kenapa bukan direksi danantara. lalu bagaimana mekanismenya? apakah menteri bumn berkirim surat usulan ke direksi danantara agar direksi lama diganti direksi baru. lengkap dengan nama-namanya. lalu direksi danantara menyetujui melaksanakan usulan itu? atau cukup menteri bumn menerbitkan surat keputusan penggantian. lalu tembusan sk itu dikirim ke direksi danantara. kesimpulan sementara saya: danantara belum eksis sebagai pemegang saham mayoritas di perusahaan bumn. entah kesimpulan anda. (dahlan iskan)
1
2
»
Tag
# catatan dahlan iskan
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Lebong, Minggu 25 Mei 2025
Berita Terkini
Mobile Legends Hadirkan Zetian, Hero Baru dengan Damage dan Strategi Tinggi
Terkini
3 jam
Kembalinya Tokyo Ghoul dalam Versi Game Mobile, Simak Fitur Terbarunya
Terkini
3 jam
Sword Chronicles Rilis Versi Global, Tapi Belum Hadir di Indonesia
Terkini
3 jam
Urutan Skincare Glad2Glow Glowing Set Malam Hari, Rahasia Kulit Glowing
Terkini
6 jam
Rahasia Kulit Bebas Jerawat! Urutan Skincare Glad2Glow Ala Beauty Influencer
Terkini
7 jam
Glad2Glow Cherry Blossom Betaine Micellar Water, Pembersih Makeup Waterproof
Terkini
7 jam
Inilah 3 Rekomendasi Skincare Wardah Untuk Kulit Berminyak Paling Laris
Terkini
7 jam
Clay Mask Wardah Untuk Komedo dan Jerawat
Terkini
7 jam
Wardah Amino Gel Cleanser Solusi Face Wash Untuk Kulit Kering
Terkini
7 jam
Physical Sunscreen Wardah Cocok Untuk Kulit Reaktif
Terkini
7 jam
Berita Terpopuler
Pemkab Lebong Sudah Terima Opsen Pajak Rp1,3 Miliar
Berita Utama
15 jam
316 Bidang Tanah Milik Pemkab Lebong Belum Bersertifikat
Berita Utama
15 jam
Data Sementara, 243 Unit Rumah dan Fasum Dinyatakan Rusak Akibat Gempa Bengkulu
Berita Utama
15 jam
Belum Seluruh Desa Bentuk Koperasi Merah Putih
Berita Utama
15 jam
Warga Diminta Tak Tinggalkan Tradisi, Ini Harapan Pjs Kades Semelako I
Tubei
16 jam
Hasil Kualifikasi MotoGP Inggris 2025: Quartararo Pole!
Olahraga
16 jam
Berita Pilihan
ZTE Hadirka Nubia Neo 2 5G, HP Gaming 2 Jutaan
Terkini
1 minggu
Wagub Bengkulu Mi'an Lantik 7 Pejabat Eselon II, Ini Daftar Nama dan Jabatan Barunya
Berita Utama
3 minggu
4 Herbal Terbaik untuk Mengencangkan Rahim Setelah Persalinan
Terkini
3 minggu
Laptop Advan Workplus Dengan Sistem Operasi Windows 11 Home
Terkini
1 bulan
Sempat Kabur, Ayah Kandung Terduga Pembunuh Anak di Lebong Berhasil Ditangkap di Curup
Berita Utama
1 bulan