Hak Pekerja yang Harus Dijaga di Tengah Tekanan Teknologi

ilustrasi hak pekerja yang Harus Dijaga di Tengah Tekanan Teknologi--

koranradarlebong.com- Banyak orang tidak menyadari bahwa saat ini mereka bekerja melebihi jam kerja normal.

Penyebab utama kondisi ini adalah ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari perangkat teknologi kerja, seperti smartphone dan laptop, di luar jam kantor.

Bahkan ketika sudah berada di rumah, banyak pekerja tetap merasa wajib merespon telepon atau email kantor yang masuk.

Penelitian terbaru dari American Psychological Association menemukan bahwa 50% pekerja memeriksa email kantor sebelum dan sesudah jam kerja, bahkan saat hari libur atau ketika sakit. Parahnya, 44% pekerja tetap mengecek email kantor saat sedang berlibur.

BACA JUGA:Bahaya Menunduk Saat Menggunakan Smartphone: Ancaman Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

Kehidupan yang terus terhubung dengan teknologi ini membawa dampak buruk, memicu stres berkepanjangan yang disebut telepressure.

Kondisi ini membuat pekerja sulit benar-benar beristirahat, meningkatkan risiko penyakit jantung, depresi, obesitas, hingga penurunan produktivitas.

Maka dari itu, penting untuk menetapkan batasan jelas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Tanpa batasan ini, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta kehidupan sosial bisa hancur perlahan. Berikut adalah enam hak pekerja yang harus dijaga untuk menciptakan keseimbangan hidup yang lebih sehat.

1. Menjaga Kesehatan Fisik

Penurunan kesehatan akibat pekerjaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akumulatif. Stres berlebih, kurang tidur, dan duduk terlalu lama di kantor dapat memperburuk kondisi fisik.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengatur waktu istirahat dengan tegas, seperti berbincang santai saat makan siang, tidak bekerja saat akhir pekan, serta konsisten mengambil cuti tanpa menunda-nunda.

Menjaga kesehatan fisik bukan hanya hak, tetapi juga investasi jangka panjang bagi karier dan kehidupan.

2. Memprioritaskan Waktu Bersama Keluarga

Sering kali pekerja beralasan lembur demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, kehilangan momen bersama keluarga adalah bentuk “hutang emosional” yang tidak mudah dibayar dengan uang. Pada akhirnya, saat menghadapi masalah kesehatan atau masa-masa sulit, yang diingat bukanlah jumlah uang yang dikumpulkan, melainkan waktu berharga yang pernah dibagikan bersama keluarga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan