Habis Sertifikat Laut, Muncul Sungai Bersertifikat di Bekasi, Dedi Mulyadi Geram

Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi.-foto: net-

BANDUNG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemukan adanya sertifikat di daerah aliran Sungai Cikeas dan Cileungsi.

Fakta tersebut ditemukannya saat meninjau langsung di lokasi bersama petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang tengah melakukan pelebaran kali Bekasi.

Dedi mengatakan pada mulanya dirinya hendak melakukan normalisasi dan pelebaran sungai menggunakan alat berat, tetapi hal itu tidak bisa dilakukan karena terhalang adanya sertifikat.

"Tadinya kami mau segera ke Sungai Cikeas pertemuan dengan sungai Cileungsi, pertemuan dengan sungai Kali Bekasi, tetapi alat itu tidak bisa berjalan ke sana."

"Karena area aliran sungainya sudah bersertifikat sehingga pelebaran tidak bisa dilakukan sudah jadi area pemukiman. Pelebaran pemukim harus direlokasi," kata Dedi, dikutip Selasa (11/3).

Petugas BBWS yang mendampingi Dedi Mulyadi itu pun menyatakan bahwa area tersebut benar adanya telah bersertifikat dan dimiliki perorangan.

Dedi memastikan hal ini akan segera dilaporkan langsung kepada Kementerian terkait agar segera dilakukan pembongkaran.

"Besok saya akan bertemu dengan menteri ATR/BPN kami bahas, kami jelasin bahwa tanah di bantaran sungai Cikeas, Cileungsi harus dibebaskan,” ujar dia.

Menurut Dedi, hal itu harus dilakukan penindakan bersama dengan pemerintah pusat.

Dia juga menyamakan hal itu dengan kasus sertifikat laut yang kini sudah dilakukan penindakan secara langsung oleh kementerian terkait.

"Kalau riwayat tanahnya salah, menteri bisa mencabut. Kan sama kemarin pantai ada sertifikat dicabut, sekarang kan sungai ini jadi milik perorangan, bapak tempuh ini jangan cuma bilang banjir-banjir terus tidak ada solusi sekarang harus tobat," tuturnya.

Dedi turut geram mengenai adanya tanah yang berada di daerah aliran sungai di sertifikat oleh perorangan.

Dia menegaskan dengan banyaknya bangunan dan pemukiman warga di daerah aliran sungai tersebut membuat  banjir dan membuat kerugian triliunan rupiah.

"Jangan sampai mengambil hak orang lain, ini mereka ambil sungai, ini membuat berapa kerugian (banjir Bekasi) lebih dari Rp 3 triliun. Kami pindahkan, alat ditambah," ungkap Dedi. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan