Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty saat menghadiri senior level meeting Densus 88 Mabes Polri, di Kempinsky, Jakarta. -Foto: dok Kementan-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pertanian terus melebarkan sayapnya untuk membangun sinergi antar kelembagaan negara di Indonesia.
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya sinergi antar kelembagaan negara untuk mencapai swasembada pangan. Menurutnya, produksi padi memerlukan dukungan dari berbagai sektor.
“Sinergi lintas sektor ini merupakan langkah strategis untuk mewujudkan swasembada pangan nasional tanpa korupsi dan manipulasi”, tutur Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menekankan bahwa untuk mencapai swasembada pangan, diperlukan sinergi dan kolaborasi antara berbagai lembaga negara.
Dia menyatakan upaya mewujudkan swasembada pangan tidak dapat dilakukan secara mandiri, melainkan harus bersama-sama dengan semua pihak terkait.
“Melalui sinergi yang solid antara berbagai lembaga dan pemangku kepentingan, target swasembada pangan nasional dapat lebih cepat tercapai”, ujar Santi.
Sebagai implementasinya Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkolaborasi dengan Densus 88 dalam upaya menumbuhkan kewirausahaan dan meningkatkan ketenagakerjaan di sektor pertanian.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat sektor pertanian sebagai pilar ekonomi nasional dan penyedia lapangan kerja yang lebih luas.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menyampaikan bahwa sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian mencapai 12,53% dengan laju pertumbuhan 1,30%.
Selain itu, sektor ini juga menjadi penyedia lapangan kerja terbesar bagi sekitar 39,4 juta orang atau 27% dari total pekerja di Indonesia. Dalam kolaborasi ini, berbagai pelatihan unggulan ditawarkan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) dan Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) di berbagai wilayah, di antaranya: dalam sektor tanaman pangan dan hortikultura ada pelatihan budidaya cabai, bawang merah, hingga pertanian hidroponik.
Selanjutnya di sisi Peternakan tersedia Pelatihan budidaya ayam buras, kambing, sapi potong, hingga pengolahan hasil peternakan.
Tidak lupa dalam sektor perkebunan dan teknologi pasang surut akan diberikan pelatihan budidaya kakao, kopi, dan pengolahan hasil pertanian.
Terakhir dan penting adanya pelatihan dalam hal agribisnis dan kewirausahaan yaitu dalam bentuk Pelatihan smart farming, digitalisasi pertanian, hingga branding dan pemasaran produk pertanian.