Dalam Sepekan, Harga Kopi Naik Rp 3 Ribu per Kilogram

TOKE: Salah satu toke kopi di wilayah Lebong Tengah.-(carles/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Harga kopi di kalangan petani kembali mengalami kenaikan dalam seminggu terakhir.
Kenaikan sebesar Rp 3 ribu per kilogram ini membuat petani semakin senang, karena sebelumnya harga kopi berada di angka Rp 65 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 68 ribu per kilogram.
Salah satu pengepul atau toke kopi di Lebong Tengah, Lopi (50), mengonfirmasi bahwa tren kenaikan harga kopi masih berlangsung.
Menurutnya, harga kopi yang saat ini mencapai Rp 68 ribu per kilogram berlaku untuk kopi kelas super yang sudah dalam kondisi kering.
Baca Juga: Kabar Gembira, Bea Balik Nama Kendaraan Bekas Gratis
Sedangkan untuk kopi yang masih basah, harganya lebih rendah karena dipengaruhi oleh kadar kelembaban.
"Harga kopi memang terus naik. Tapi untuk kopi kering dengan kualitas super, harganya mencapai Rp 68 ribu per kilogram. Sedangkan kopi biasa atau yang masih basah berada di bawah harga tersebut, karena kami sebagai pengepul harus memperhitungkan kadar kelembaban kopi," ungkap Lopi.
Lopi juga menjelaskan bahwa bagi petani yang ingin menjual kopi mereka, penting untuk memahami bahwa harga yang diberikan pengepul berbeda-beda tergantung kondisi biji kopi.
Jika kopi masih dalam kondisi basah, maka harganya lebih rendah dari Rp 68 ribu per kilogram karena mengalami penyusutan berat saat dikeringkan.
"Kalau biji kopinya kering, harganya Rp 68 ribu per kilogram. Jika masih basah, tentu harganya di bawah itu, karena penyusutannya sangat cepat dalam proses pengeringan," tambah Lopi.