Demo di Semarang, Mahasiswa Bentangkan Spanduk Indonesia Gelap & Poster Prabowo Ndasmu

Poster Prabowo 'Ndasmu' dalam aksi ribuan mahasiswa memprotes efisiensi anggaran, dan kebijakan Prabowo Subianto di Balai Kota Semarang.-foto: net-

SEMARANG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Poster Presiden Prabowo Subianto bertulis "Ndasmu" ditempelkan di punggung mahasiswa yang beraksi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Jalan Pahlawan Kota Semarang, Selasa (18/2).

Pantauan JPNN.com, massa mulai memenuhi Jalan Pahlawan Kota Semarang sekitar pukul 14.50 WIB.

Pagar, dan gerbang Gubernuran juga dipenuhi karton bertulis #IndonesiaGelap, Efisiensi Ngapusi Ndasmu, 2024: Ok Gas, 2025 Mana Gas, dan Prabowo Kafir.

Mereka berasal dari Aliansi Semarang Menggugat yang terdiri ribuan mahasiswa perguruan tinggi di Ibu Kota Jateng. Tampak, gerbang juga tempat gantungan jas almamater.

"Mari kita gantungkan jas almamater sebagai bentuk pendidikan di Indonesia telah dikebiri oleh Prabowo Subianto," kata seorang orator di atas mobil komando.

Massa menyatakan mual dan jijik dengan kepemimpinan Prabowo Subianto yang telah memasuki 100 hari kerja. Baginya, kebijakan Prabowo sangat merugikan rakyat Indonesia.

"Bukan Indonesia Emas, tetapi menuju Indonesia Cemas, mau makan saja harus antre gas, ndasmu!," katanya.

Aksi ini merupakan protes soal Intruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 soal efisensi anggaran yang dinilai menyulitkan masyarakat. 

Sementara itu, Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Diponegoro Nabilla Zifni Syafira memprotes adanya efisiensi anggaran yang dinilai sangat berdampak bagi masyarakat Indonesia.

"Saya amat marah karena kebijakan ini benar-benar tidak mempertimbangkan bagaimana kondisi faktual rakyat dan sangat merugikan rakyat," katanya.

Menurutnya, anggaran KIP-K yang dipangkas akan membuat mahasiswa kehilangan akses terhadap perguruan tinggi.

"Karena mereka bayar uang kuliah dengan uang KIP-K dan mereka juga hidup untuk menghidupi dirinya sendiri di perantauan seperti kita, itu dari uang KIP-K," ujarnya.

Dia mengaku telah mengikuti aksi 'Semarang Menggugat' yang sebelumnya menggelar aksi di Balai Kota Semarang, dan bergeser ke halaman Kantor Gubernur Jateng.

"Pada dasarnya esensi perjuangan tidak hanya terjadi dalam satu hari, satu malam saja, tetapi untuk merencanakan sebuah revolusi, menggulingkan rezim, menurut saya membutuhkan suatu perjuangan yang tidak akan ada padamnya," tuturnya. (jp)

Tag
Share