Modus Penipuan Perekrutan GBD, Kadispendik Sebut Sejak 2020 Tidak Ada

Terlihat Kasi Intel Kajari BU pantau penggeledahan.-(fendi/rl)-
BENGKULUUTARA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Terungkapnya seorang oknum PNS di lingkup Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Bengkulu Utara (BU) berinisial AR (40) melakukan penipuan terhadap Perekrutan Guru Bantu Daerah (GBD), dengan modus menjanjikan kepada puluhan tenaga honorer bisa diangkat menjadi guru bantu daerah (GBD).
Pihak Dispendik BU klaim aksi penipuan tersebut tidak ada kaitannya dengan Dispendik. Ditegaskan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten BU, Sugeng Wiyono MPd, perekrutan GBD tidak ada pungutan.
"Soal kasus yang dilakukan oleh oknum Ar, Dispendik sama sekali tidak terlibat dan tidak mengetahuinya. Pengangkatan GBD sudah tidak ada lagi sejak 2020. Kita tidak tahu soal kasus yang dilakukan oknum PNS kita tersebut mas. Tidak ada keterlibatan pihak Dinas. Dan bahkan untuk pengangkatan GBD sudah tidak ada lagi sejak 2020," ujarnya.
Sugeng membeberkan, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap oknum AR yang merupakan staf di Bidang SMP di Dispendik BU itu ke kepolisian dalam hal ini Polres BU.
Baca Juga: Pjs Kades Semelako Atas Akhirnya Bayar Gaji Perangkat yang Tertunda
Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat, tidak tergerus dengan janji akan diangkat menjadi GBD atau GTT di sekolah.
Sebab, saat ini tidak ada lagi perekrutan honorer sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dalam proses penataan pegawai non ASN.
"Untuk kasus tersebut kita sepenuh serahkan ke pihak kepolisian, karena kita tidak ikut serta yang dilakukan oleh oknum AR tersebut. Atas hal ini juga kami pun mengimbau kepada masyarakat jangan percaya apabila ada oknum yang menjanjikan akan dapat bisa menjadi GBD atau GTT di selokan apalagi dengan meminta sejumlah uang. Sebab saat ini tidak ada lagi perekrutan honorer sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dalam proses penataan pegawai non ASN," tandasnya.
Untuk diketahui, bahwa oknum AR diamankan oleh pihak Kepolisian pada Kamis dini hari 13 Februari 2025.
Atas kasus tindak penipuan dengan menjanjikan para korban diangkat menjadi GBD dengan membayar sejumlah uang sekitar 10 hingga 15 juta per orang.
Aksi tersebut dilakukan pada Desember 2024 lalu, dengan total korban sudah mencapai sekitar 50 orang. Hingga saat ini, korban yang melaporkan tersangka sudah berjumlah 26 orang.
Berdasarkan pengakuan korban berjumlah lebih dari 50 orang.
Dan tersangka AR diamankan pada saat itu terduga pelaku dipancing oleh warga yang ingin bergabung dengan pelaku di Desa Lubuk Jale Kecamatan Kerkap Kabupaten BU.
Kemudian, saat pelaku tiba langsung ditangkap oleh warga dan langsung dibawah ke Kantor Desa Lubuk Jale untuk dilakukan mediasi atas tindak penipuan tersebut.