Perundungan di SMAN 70 Jakarta, Aparat Kepolisian Lakukan Proses Hukum
ilustrasi--
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Kasus dugaan perundungan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini tindakan melanggar aturan itu terjadi di SMAN 70 Jakarta Selatan (Jaksel).
Berdasar laporan yang diterima oleh Polres Jaksel, perundungan di sekolah tersebut terjadi pada Kamis, 28 November lalu. Persisnya di toilet lantai dua.
Perundungan itu terjadi saat korban berinisial ABF dipanggil oleh teman-teman sekolahnya untuk datang ke toilet. Namun begitu tiba di toilet, tangan korban ditarik oleh salah seorang pelaku perundungan berinisial F.
Kemudian F memukul ulu hati ABF hingga terjatuh dan meminta korban kembali berdiri untuk mendaratkan pukulan lainnya.
BACA JUGA:KPK Cecar Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Terkait Proses Akuisisi Jembatan Nusantara
Berdasar informasi yang telah dikumpulkan oleh aparat kepolisian, perundungan itu tak hanya dilakukan oleh F, melainkan melibatkan beberapa siswa lain berinisial A, B, M, dan R.
Mereka diduga turut melakukan tindakan kekerasan dengan menendang serta memukul perut, dada, dan paha korban.
Akibatnya korban mengalami luka memar dan lebam di beberapa bagian tubuh. Tidak hanya itu, korban mengaku barang pribadinya berupa sepasang sepatu dan ponsel juga diambil oleh para pelaku. Atas kejadian tersebut, orang tua ABF telah melaporkan para pelaku perundungan kepada Polres Metro Jaksel.
Orang tua anak korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkannya ke wali kelas. Kasus ini kemudian diteruskan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
BACA JUGA:ASDP Siap Layani Penyeberangan 3 Juta Penumpang Selama Libur Nataru
Aparat kepolisian telah menerima laporan dengan dan mengamankan barang bukti berupa hasil visum. Mereka memastikan akan memproses hukum kasus tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengimbau seluruh pihak, termasuk orang tua dan pihak sekolah meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak
”Kami mengimbau agar orang tua terus memantau aktivitas anak-anak mereka, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga perlu lebih aktif dalam melakukan pengawasan,” kata dia.
Ade Ary menambahkan bahwa peran guru sangat penting dalam mendeteksi potensi konflik antar siswa. “Hal ini untuk melindungi anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa,” tegasnya.