11 Polisi Diperiksa Propam Buntut Pembubaran Diskusi di Kemang, Salah Satunya Kapolsek Mampang
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Djati Wiyoto memberikan keterangan saat Rilis tersangka pembubaran paksa diskusi yang di Hadiri oleh Sejumlah tokoh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (29/9/2024).-Foto: net-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sebanyak sebelas polisi diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya terkait aksi pembubaran diskusi yang diadakan oleh Forum Tanah Air (FTA) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (29/9) kemarin.
Salah satu polisi yang diperiksa Bidang Propam Polda Metro Jaya itu adalah Kapolsek Mampang Kompol Edy Purwanto.
"Sampai dengan saat ini Bid Propam Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan kepada 11 petugas," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (30/9).
Selain Edy, anggota polisi lain itu yang diperiksa adalah anggota Polsek Mampang, Polres Metro Jakarta Selatan, juga Polda Metro Jaya.
Adapun saksi lain yang juga dimintai keterangan ada mulai daei sekuriti hotel dan manager hotel di Kemang yang jadi lokasi acara.
"Seperti itulah tahapan yang dilakukan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas. Jadi mohon waktu, bid propam masih melakukan pendalaman," pungkas Ade Ary.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin membeberkan kronologi terjadinya pembubaran diskusi diaspora di Grand Kemang, Jakarta Selatan. Dalam peristiwa ini, massa yang tak dikenal bertindak anarkis memporakparandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru hadir.
Menurut Din, Acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di manca negara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan. Selain Din, hadir sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, Sunarko, dan beberapa lainnya.
Din menyampaikan, sejak pagi hari sudah ada sekelompok massa menggelar orasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel. Namun, Din mengaku tidak mendengar jelas tuntutan massa.
"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan, kecuali mengeritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata Din, Sabtu (28/9).
Din melanjutkan, acara tidak sempat dimulai. Karena massa sudah bertindak anarkis terlebih dahulu dengan memasuki ruangan hotel, dan mengobrak-abrik seisinya.
"Acara akhirnya dimulai dan diubah menjadi konferensi pers," imbuhnya. (net)