Rasulullah SAW pernah menyebutkan dalam haditsnya bahwa tiap manusia nantinya akan mendapat pertanyaan mengenai amal perbuatannya di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Pertanyaan tersebut mencakup persoalan umum dan khusus di luar keimanan dan ibadah seseorang.
Keterangan ini dilandasi oleh sabda Rasulullah SAW. Salah satunya bersumber dari hadits yang dinarasikan Muadz bin Jabal dalam Majma' Az Zawa'id. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan, "Sekali-kali dua kaki hamba tidak terayun pada hari kiamat hingga dia ditanya tentang empat perkara," (HR Turmudzi) Empat perkara yang ditanyakan pada hari kiamat menurut hadits di atas di antaranya yakni, tentang usia dan bagaimana seseorang menghabiskannya, tentang masa muda dan bagaimana mereka menjalaninya, tentang harta dan bagaimana dia mencari hingga membelanjakannya, serta tentang ilmu dan bagaimana diamalkannya. Mundziri mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan shahih. Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Baihaqi dan lainnya. Mahir Ahmad Ash Syufiy dalam dalam kitab Al Hisab berpendapat, keempat perkara tersebut merupakan beban yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya selain beban keimanan dan ibadah. Disebutkan pula, maksud dari kalimat sekali-kali dua kaki hamba tidak terayun pada hari kiamat pada hadits di atas artinya bahwa seorang hamba tidak akan berpindah ke tempat atau tahapan lain pada hari kiamat kelak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Mahir Ahmad Ash Syufiy mengatakan, pertanyaan tersebut merupakan permintaan pertanggungjawaban dari Allah SWT atas titipan-Nya pada manusia. Selain itu, penekanan terkait masa muda seseorang karena pada periode tersebutlah, manusia diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk taat kepada-Nya. "Jika seseorang sudah memasuki masa tua, ia pun lemah untuk melakukan ketaatan dan beban syariat karena kerentaannya tersebut," demikian penjelasannya. Senada dengan itu, dikutip dari Syekh Yusuf Al Qaradhawi dalam kitab Akhlaq Al Islam, tiap manusia akan ditanyakan tentang umur secara umum dan tentang masa muda secara khusus. Sebab, masa muda merupakan bagian penting dari seluruh umur dan periode dimana manusia paling kuat di antara periode hidup lainnya.Allah SWT berfirman dalam surah Ar Rum ayat 54,
۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Artinya: Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Syekh Yusuf Al Qaradhawi juga menambahkan, penggunaan terkait harta juga termasuk dalam perkara yang ditanyakan di hadapan Allah SWT. Sebab, harta seseorang harus didapat dari jalan halal dan dimanfaatkan pada tempat yang tepat seperti, kemaslahatan pemiliknya, keluarganya, dan kemaslahatan seluruh umat manusia. (*)
Kategori :