Bitcoin vs Emas: Strategi Investasi Cerdas untuk Pemula di Tengah Inflasi
ILUSTRASI -foto : tangkapan layar@youtube-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakhir, harga kebutuhan pokok dan barang konsumsi terus melonjak. Harga ayam meningkat dari Rp30.000-an menjadi Rp50.000 per kilogram, beras naik 6–8%, dan bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax juga mengalami kenaikan signifikan.
Produk kebutuhan pribadi seperti sabun dan perlengkapan mandi naik hingga 9,2%.
Kondisi ini menggambarkan bahwa menabung tanpa berinvestasi justru membuat nilai uang terus tergerus oleh inflasi.
Untuk mengalahkan inflasi yang rata-rata di atas 10% per tahun, seseorang perlu menempatkan dana pada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dari tingkat inflasi.
BACA JUGA:Rekomendasi 4 Aplikasi Nabung Emas Digital Terbaik dan Aman Tahun 2025
Kinerja Emas sebagai Aset Safe Haven
Emas Naik Signifikan di Tahun 2025
Di tengah ketidakpastian global dan gejolak ekonomi, emas kembali membuktikan diri sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Dalam setahun terakhir, harga emas naik lebih dari 60%. Dalam enam bulan saja, kenaikannya mencapai 28%, dan dalam sebulan terakhir melonjak 17%.
Lonjakan harga ini menandai performa terbaik emas sejak tahun 1979, dengan rekor harga menembus USD 4.000 per troy ounce pada Oktober 2025. Beberapa analis global seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan UBS bahkan memproyeksikan potensi kenaikan hingga USD 6.000–9.000 dalam beberapa tahun ke depan.
Faktor Kepercayaan Global terhadap Emas
Keunggulan emas terletak pada kepercayaan universal terhadap nilainya. Sejak ribuan tahun lalu, emas menjadi simbol kekayaan dan alat lindung nilai terhadap krisis. Saat terjadi ketidakpastian global seperti perang, resesi, atau pencetakan uang besar-besaran, harga emas cenderung naik.
Contohnya, pada krisis finansial 2008 ketika pasar saham global anjlok 53%, harga emas justru naik 50%. Fenomena serupa terjadi lagi pada 2024–2025, di mana banyak bank sentral dunia membeli emas dalam jumlah besar untuk melindungi cadangan devisa mereka dari risiko dolar AS.
Bitcoin dan Aset Kripto: Risiko dan Peluang
Bitcoin Sebagai “Digital Gold”