RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Muhammad Raffi Hidayat menyumbangkan medali emas kelompok U-16 kategori Jiu-jitsu male 77 kilogram untuk Indonesia di Liga Bali Arena dalam Asian Regional Championship Southeast Asia 2024.
Dalam laga bela diri antarnegara Asia Tenggara itu, Indonesia harus berpuas diri di peringkat dua, di bawah Vietnam sebagai juara umum
Pada event tersebut, tidak semua negara Asia tenggara mengirimkan atletnya. Setidaknya, enam negara yang berpartisipasi di ajang itu adalah Vietnam, Indonesia, Thailand, Kamboja, Singapura, dan Filipina dengan jumlah peserta mencapai 500 orang lebih.
Ratusan atlet tersebut bertanding pada kategori Contact Jiu-jitsu, Fighting System, Duo Show, dan Newaza/Jiu-jitsu.
Baca Juga: Rembuk Pemuda Dorong Inklusivitas Inklusivitas di Papua Tengah
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh Muhammad Raffi Hidayat atas keberhasilannya membawa pulang medali emas.
"Saya ucapkan selamat dan terima kasih untuk Mas Raffi karena sudah menyumbangkan medali emas bagi Indonesia dan mewakili Jatim di ajang bergengsi itu. Semoga capaian ini menjadi pelecut terus meningkatkan prestasi," ujar Aries, Minggu (14/7).
Menurutnya, Jatim tidak memiliki siswa berprestasi di bidang akademik saja, tatapi nonakademik atau di bidang olahraga yang cukup moncer. Karena itu, Jatim akan terus mendukung berbagai prestasi yang diukir siswa.
Apa yang telah diukir Raffi membuktikan bahwa Jatim mampu mencetak generasi berdaya saing dan berkualitas baik dari akademik dan nonakademik.
"Apapun prestasi yang diukir siswa baik di bidang akademik maupun nonakademik kami dukung penuh karena mereka telah bekerja keras mengharumkan nama daerahnya masing-masing," jelasnya.
Raffi mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti pertandingan tersebut, mulai dari latihan hingga mematangkan mental, mengingat Indonesia menjadi yang pertama menyelenggarakan event Jiu-Jitsu secara akbar.
"Alhamdulillah kemarin membawa hasil terbaik untuk Indonesia," ucapnya. Siswa yang pernah meraih juara 1 fighting system dan juara 2 newaza system kelas 81 kilogram itu mengatakan sebanyak 125 atlet menjadi kontingen Indonesia.
Mereka bertanding di kelompok U-16, U-18, dan U-21. Perwakilan negara di ajang internasional bukanlah hal mudah karena harus mengikuti seleksi ketat, mulai dari pengajuan permohonan kepada Pengurus Besar Jiu-jitsu Indonesia (PBJI) pusat melalui PBJI provinsi dan harus memiliki pengalaman kejuaraan minimal di tingkat nasional.
"Ya, memang tidak mudah merebut medali emas, apalagi lawan terberat kemarin dari Vietnam, tetapi alhamdulillah saya bisa menangani hal itu," kata pelajar berusia 15 tahun itu.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan akbar Jiu-jitsu Asia Tenggara yang digelar pada 4-7 Juli 2024 lalu. Total ada 95 nomor yang dipertandingkan, Vietnam menjadi juara umum dengan perolehan 52 emas, 55 perak dan 44 perunggu.
Indonesia menjadi juara kedua atau runner up dengan selisih lima emas lebih banyak dibandingkan Thailand. Begitu juga perolehan medali perak dan perunggu, Indonesia jauh di atas Thailand. (jp)