dipisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis.
Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI Peduli tercatat telah menyalurkan 11 unit mesin pencacah sampah organik, 173 bak magot komunal, 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).
Hasilnya hingga saat ini tercatat sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik, dan 471.32 kg sampah anorganik di bank sampah dan 6.921,5 maggot yang terjual. Selain itu, secara keseluruhan tercatat sebanyak 3.962,063 Kg CH42 Eq metan, dan 34.739,868 Kg Co2 Eq karbon tereduksi melalui bank sampah.
Program ini juga telah memproduksi 388.843 kg pupuk kompos, 777 eco enzymedan 843 pupuk organik cair.
Dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang.
Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat.
Setelah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.
Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah telah mencapai lebih dari Rp 100 juta dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.
BRI juga berkerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program selama 6 bulan, pembangunan infrastruktur TPST, pengadaan mesin pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Kemudian sosialisasi awareness tentang pengelolaan sampah ke pedagang pasar, pembagian kantong sampah terpilah ke pedagang pasar, pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik,
serta pendampingan program pemberdayaan SDM berupa pembukuan (administrasi), pemasaran program Bank Sampah serta pemakaian alat-alat pengelolaan sampah. (*)