RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s), serta upaya-upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan dan memerangi perubahan iklim.
'Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah' menjadi upaya nyata BRI mengatasi masalah sampah dan melawan perubahan iklim yang mendapat apresiasi, berupa penghargaan platinum di ajang Anugerah Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards (BISRA) 2024.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan program BRI Peduli 'Yok Kita Gas' secara nyata telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Sejak digulirkan pada 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas - Gerakan Anti Sampah’ telah dilaksanakan di 41 lokasi di berbagai wilayah di Indonesia, yang terdiri dari enam lokasi di pasar tradisional, dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat.
BACA JUGA:Korupsi KUR BRI Lebong, Jaksa Segera Proses 3 Calon Tersangka Lain
Catur mengungkapkan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah padat pemukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini, antara lain mendapatkan wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah.
Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu 'Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah' melalui Pasar Tradisional,
dan 'Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah' Stand Alone Location di mana penyaluran program di lokasi bank sampah atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang telah dikelola masyarakat yang berlokasi padat penduduk.
“Selain itu, melalui pengelolaan sampah terintegrasi dengan pembentukan bank sampah, pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot,
BACA JUGA:BRI Komitmen Memberdayakan Pelaku UMKM untuk Program Sentra Kuliner Melalui QRIS
dan penjualan sampah anorganik yang dapat mendorong pendapatan masyarakat serta menumbuhkan pola pikir dan mental masyarakat untuk gemar menabung melalui program bank sampah," terang Catur.
Dari sisi sosial, lanjut dia, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolan sampah dan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan pengelolaan sampah,
pelatihan pembuatan laporan, pelatihan pembukuan, pelatihan manajemen SDM dan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah.
Selain itu, sebanyak 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah tercatat telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelola sampah di pasar.
Dari sisi lingkungan, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas masyarakat telah mendapatkan edukasi mengenai pemilahan sampah, organik maupun anorganik, dimana sampah yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah,